RIANI PUSPITASARI, 070610392 (2010) Hair Stylist Laki-Laki (Studi Tentang Makna Maskulinitas pada Hair Stylist laki-laki di Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2011-puspitasar-18703-abstrak-0.pdf Download (705kB) | Preview |
|
Text (fulltext)
gdlhub-gdl-s1-2011-puspitasar-15461-fis.s.40-0.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Sekarang ini di mana area kerja laki-laki mulai merajai hampir seluruh bidang, tetapi kenyataan semakin banyak di antara para lelaki itu yang lebih memilih menekuni dunia tata rambut yang lekat dengan feminin yang identik dengan perempuan dan gemulai. Banyak yang beranggapan bahwa profesi ini hanya cocok untuk wanita. Sehingga. penelitian dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian berikut yaitu bagaimana penata rambut laki-laki memaknai maskulinitas, dan bagaimana upaya yang dilakukan hair stylist laki-laki untuk memelihara maskulinitasnya Penelitian ini dengan menggunakan paradigma Interpretatif dengan pendekatan kualitatif. Dalam memahami masalah penelitian ini, mengunakan teori utama interaksionisme simbolik untuk menjelaskan terbentuknya makna mengenai maskulinitas penata rambut laki-laki. Teori ini lebih menjelaskan pada konsep diri dimana kemudian pemaknaan terhadap konsep diri tersebut akan membawa perilaku seorang laki-laki untuk menunjukkan perilaku maskulinitasnnya sebagai penata rambut. Dalam penelitian ini, telah ditentukan subyek yang digunakan yaitu Hair Styist Laki-Laki di kota Surabaya. Penentuan subyek penelitian dengan menggunakan metode purposiv yaitu seorang informan ditentukan secara spesifik melalui beberapa kriteria. Jumlah informan yang diwawancarai sebanyak 7 (tujuh) orang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara, kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang didapat ditranskrip ke dalam bentuk tulisan dan kemudian diinterpretasi serta dikaitkan dengan teori. Pada akhirnya ditemukan bahwa makna maskulinitas bagi informan yang telah menikah lebih menilai maskulinitas sebagai laki-laki yang dapat bertanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun dengan keluarganya. Maskulinitas tidak hanya semata-mata dipahami sebagai penampakan fisik, namun juga dengan aspek-aspek mental. Namun bagi mereka yang masih melajang, maskulinitas justru dilihat dari bagaimana laki-laki tersebut menampilkan dirinya, untuk kesan awal yang baik dari orang lain.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KK KKB Fis S 40/10 Pus h | ||||||
Uncontrolled Keywords: | HAIR STYLIST | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM811-821 Deviant behavior. Social deviance H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT51-1595 Communities. Classes. Races > HT601-1445 Classes > HT675-690 Classes arising from occupation |
||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nurma Harumiaty | ||||||
Date Deposited: | 02 Jul 1905 12:00 | ||||||
Last Modified: | 02 Nov 2016 22:50 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17126 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |