Anindita Paritra Primahazari, 070317012 (2009) FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI TIDAK BERGABUNGNYA SWISS KE DALAM UNI EROPA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-primahazar-16272-fishi6-k.pdf Download (543kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-primahazar-13654-fishi6-f.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini berjudul “Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Tidak Bergabungnya Swiss ke dalam Uni Eropa”. 27 negara telah bergabung dalam UE, dan beberapa lainnya masih mengusahakan keanggotaan, namun Swiss justru menjauhi institusi tersebut. Berbagai kerjasama terus dilakukan kedua belah pihak, hingga terbentuknya Bilateral Agreements I & II (1999 dan 2004). Kesepakatan-kesepakatan tersebut mengijinkan Swiss merasakan manfaat yang sejatinya hanya dapat dirasakan oleh negara-negara anggota UE. Benarkah kesepakatan tersebut berarti Swiss ingin memperpendek jarak dengan UE? Ataukah justru kesepakatan-kesepakatan tersebut memperkuat posisi Swiss di luar UE? Namun sebelum dibentuknya kedua rangkaian kesepakatan tersebut pun Swiss telah memposisikan dirinya di luar institusi internasional apapun. Bahkan setelah lama menjadi tuan rumah dari kantor pusat badan-badan PBB, Swiss baru bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 2002. Jika melihat jauh ke belakang, memang Swiss selalu berada dalam posisi netral, dalam kondisi konflik paling panas sekalipun. Dapat diduga bahwa netralitas ini merupakan salah satu penyebab Swiss menjauhi keanggotaan UE hingga kini. Lalu mengenai fakta bahwa Swiss merupakan negara multilingual dengan empat bahasa resmi yang menunjukkan akar budaya penuturnya, ternyata kondisi tersebut justru memperkuat alasan Swiss untuk tidak bergabung dengan UE, karena kekhawatiran rakyatnya bahwa negara mereka akan lebih mudah terpecah dengan kedekatan asalusul dengan negara-negara tetangga. Selebihnya, karena Swiss merupakan Negara dengan perekonomian maju, maka jika dilihat dari perspektif ekonomi tampak bahwa Swiss memiliki banyak keuntungan dengan posisinya di luar UE, karena tidak harus mematuhi hukum-hukum UE dan dapat meneruskan netralitas, serta satu keunikan khusus yang memberikan banyak keuntungan material bagi Swiss, yaitu undangundang kerahasiaan perbankan. Penelitian ini menggunakan konsep keamanan nasional serta pendekatan sejarah. Keamanan nasional menunjukkan mengapa rakyat Swiss sangat memegang teguh netralitas. Sedangkan pendekatan sejarah digunakan untuk memahami mengapa prinsip tersebut dapat muncul, dan apa pengaruhnya bagi Swiss, sehingga mampu berdiri sendiri di luar UE hingga kini.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS HI 68/10 Pri f | ||||||
Uncontrolled Keywords: | INTERNATIONAL RELATIONS; SWISS | ||||||
Subjects: | J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ1305-2060 Scope of international relations. Political theory. Diplomacy J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations |
||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | shiefti dyah alyusi | ||||||
Date Deposited: | 15 Mar 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 08 Sep 2016 10:39 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17265 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |