Diastri Satriantini, 070517803 (2009) KEANGGOTAAN REPUBLIK DEMOKRATIK ARAB SAHRAWI DALAM OAU/AU. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-satriantin-16294-fishi6-k.pdf Download (594kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-satriantin-13690-fishi6-k.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Konflik antara Sahara Barat dan Maroko adalah salah satu kasus persengketaan atas teritorial dan kedaulatan. Tahun 1975, Maroko mengumumkan klaimnya atas wilayah tersebut, sementara rakyat Sahara Barat di bawah bendera Front Polisario memproklamirkan berdirinya negara Saharan Arab Democratic Republic (SADR) pada tahun 1976. Organization of African Unity (OAU) telah berupaya turun tangan untuk membantu menyelesaikan sengketa ini. Namun, kebijakan yang kemudian diambil oleh OAU justru memperkeruh permasalahan, yakni dengan menerima SADR sebagai negara anggota di tahun 1982, dan ―merelakan‖ Maroko—yang merupakan salah satu negara pendiri—melepaskan keanggotaannya di tahun 1984. Pun setelah OAU bertransformasi menjadi African Union (AU) di tahun 2002, kondisi ini masih terus berlanjut, hingga kini. Penelitian ini berfokus pada fakta-fakta yang melatarbelakangi penerimaan SADR sebagai anggota di tahun 1982, berikut alasan dipertahankannya keanggotaan SADR dalam AU hingga kini. Argumen yang digunakan meliputi argumen Nikoloz Apkhazava tentang pengakuan kolektif (collective recognition), argumen Robert Jackson dan Dougherty & Plazgraff atas keseimbangan power (balance of power), serta argumen Spyros Blavoukos dkk. mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi internasional. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa: (1) Kondisi dunia yang masih terpecah-belah dilanda Perang Dingin, serta pihak-pihak tertentu dalam internal OAU yang memiliki kepentingan atas terwujudnya pengakuan kedaulatan SADR, berperan besar dalam mempengaruhi keputusan OAU untuk menerima SADR sebagai anggota di tahun 1982, dan (2) Negara-negara Afrika yang lain tidak menunjukkan sikap oposisi terhadap keputusan AU mempertahankan keanggotaan SADR ini karena memandang bahwa situasi ‘jalan buntu‘ yang dialami Sahara Barat ini pada satu sisi menguntungkan, dalam arti dapat menjaga keseimbangan power di Afrika Utara serta mencegah konflik terbuka antara Maroko dan Aljazair.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS HI 69/10 Sat k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | INTERNATIONAL RELATIONS | ||||||
Subjects: | J Political Science > JZ International relations J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations |
||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | shiefti dyah alyusi | ||||||
Date Deposited: | 15 Mar 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 08 Sep 2016 10:43 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17266 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |