Wuri Sudiani, 070116546 (2006) WETONAN : Studi Deskriptif Mengenai Konsep Wetonan dalam Pemilihan Jodoh pada Masyarakat di Dusun Rejosari, kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-sudianiwur-1525-fisant-t.pdf Download (320kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) 17353.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Tiap-tiap suku bangsa di manapun berada di muka bumi ini tidak terlepas dari adanya kebudayaan yang menjadi ciri khas yang bisa membedakannya dengan suku bangsa lain. Begitu juga dengan suku bangsa Jawa yang menempati porsi terbesar di Indonesia mengenai kuantitas penduduknya. Salah satu kebudayaan Jawa yang sampai sekarang masih dipercaya oleh masyarakat Rejosari dan menjadi pedoman bagi masyarakat adalah konsep wetonan dalam pemilihan jodoh. Kepercayaan pada wetonan berlaku di masyarakat dan diwariskan melalui suatu pembelajaran dari orang tua kepada anaknya. Keadaan ini berakibat pada kondisi masyarakat Rejosari, dimana sebagian besar masyarakatnya sampai sekarang masih percaya pada konsep wetonan baik bagi warga Rejosari yang akan menikah ataupun bagi para remaja pada umumnya. Sebagian besar warga Rejosari mentaati perkataan orang tua yaitu dengan tidak melanjutkan hubungan dengan calon pendamping dengan mencari pengganti yang sekiranya dari segi wetonan memenuhi syarat. Kondisi seperti itu dapat mempengaruhi keberadaan para remaja, dimana sebagian dari mereka mempercayai karena adanya suatu pembelajaran konsep yang terus mereka dengar dan lihat sehari-hari. Konsep wetonan berkaitan erat dengan sistem simbol yang dipercaya oleh masyarakat di mana budaya tersebut hidup dan berkembang, dan sistem simbol telah menjadi bagian dari kebudayaan. Disini kebudayaan ditempatkan sebagai pusat dimana semua perilaku masyarakat pada umumnya didasarkan atas budaya yang berlaku. Kelangsungan kepercayaan wetonan di masyarakat juga tidak terlepas dari interaksi sosial yang berlaku di masyarakat. Disini terdapat interaksi simbolis di masyarakat yang mengatur manusia dalam bertindak melalui suatu interaksi tertentu. Seperti yang terjadi di masyarakat Rejosari, dimana mereka mempercayai konsep wetonan dalam pemilihan jodoh terwujud melalui interaksi simbolis yang dimulai melalui proses pembelajaran. Dan bahwasannya kepercayaan pada konsep wetonan lambat laun menjadi pola dalam berperilaku bagi masyarakat dalam memilih jodoh. Dalam penulisan ini, digunakan metode wawancara dengan memilih para informan secara acak yang berfungsi untuk penggalian data, observasi untuk mengetahui keadaan dan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai konsep hidup masyarakat Jawa, juga digunakan kajian kepustakaan untuk memperkaya data. Kepercayaan ini masih dipertahankan dengan baik oleh warga masyarakat Rejosari karena keberadaan sesepuh desa/senior yang masih memahami dengan baik perhitungan wetonan yang secara berangsur-angsur diwariskan oleh anak-anak mereka, sehingga dimungkinkan keberadaan wetonan masih benar-benar melekat kuat pada masyarakat Rejosari. Hal lain yang menjadikan wetonan masih dipercaya di Dusun Rejosari karena tujuan masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan keberadaan wetonan agar hidup mereka senantiasa selamat, aman dan tentram tanpa ada kecemasan.

Actions (login required)

View Item