ERLIN SUTARMAN, 070216664
(2006)
REPRESENTASI TOKOH CACAT FISIK DALAM FILM ANIMASI: STUDI SEMIOTIK TENTANG REPRESENTASI TOKOH NEMO DALAM FILM FINDING NEMO.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Sistem citra dalam karakteristik film animasi dihasilkan dari perwujudan tanda di atas tanda lain. Tanda tersebut antara lain berfungsi untuk menggambarkan obyek realitas yang secara implisit dibawa didalamnya. Oleh karenanya, representasi para tokoh animasi tersebut berfungsi sebagai sarana untuk membentuk ekspresi fantasi yang emosional. Salah satunya adalah film Finding Nemo hasil kolaborasi Walt Disney Production dengan Pixar Studios yang telah memperoleh berbagai penghargaan dalam kategori film animasi terbaik tahun 2003. Film Finding Nemo menampilkan tokoh Nemo sebagai tokoh protagonis yang berwujud ikan badut dan memiliki ciri fisik berupa cacat pada siripnya. Konflik terjadi seputar upaya dramatis pembuktian diri tokoh Nemo sehingga melibatkan bentuk-bentuk representasi karakter tokoh Nemo didalamnya. Dalam pengamatan lebih lanjut, peneliti melihat bahwa ciri fisik yang cacat pada tokoh Nemo telah dijadikan alasan pemberian posisi yang lebih lemah, yang diidentikkan dengan hal-hal seperti menangis, merengek, manja, dan ketakutan.
Berdasar fenomena semacam itu, maka rumusan masalah yang hendak diajukan peneliti adalah mengenai bagaimana representasi tokoh Nemo yang memiliki cacat fisik ditampilkan dalam film animasi Finding Nemo. Secara praktis, tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat membantu para khalayak film Finding Nemo menangkap pesan-pesan yang disampaikan dalam perwujudan representasi tokoh Nemo yang cacat fisik, serta menambah wawasan dalam memahami konsep disability dan able body-ism yang sedang berkembang dalam masyarakat dewasa ini.
Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah film sebagai teks budaya, representasi dalam penokohan, studi semiotik, perspektif tubuh, disability dan able body-ism. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan studi semiotik yang mengacu pada model Peirce dan kerangka analisis film dari Fiske. Unit analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga level analisis yakni level realitas, level representasi, dan level ideologi. Teknik pengumpulan datanya terdiri dari dua macam, yaitu melalui teknik dokumentasi melalui rekaman VCD film Finding Nemo serta studi kepustakaan untuk melakukan teknik analisis data secara kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya tokoh Nemo direpresentasikan sebagai seorang karakter yang memiliki cacat fisik yang ingin lepas dari kekangan sang ayah serta stereotype negatif tokoh di sekitarnya. Tokoh Nemo digambarkan menginginkan kesetaraan dengan anak-anak lain seusianya, yang notabene memiliki fisik yang utuh dan normal. Pada dasarnya film ini juga menampilkan gambaran konstruksi individu yang memiliki cacat fisik dalam masyarakat. Menyangkut diantaranya adalah perbandingan perlakuan terhadap kaum disable dalam kehidupan nyata dan di media film. Penampilan tokoh-tokoh lain, seperti Marlin dan teman¬teman Nemo di sekolah maupun di akuarium di Sydney, Australia juga menegaskan gambaran mengenai hubungan antara individu yang cacat fisik dengan yang normal.
Dari seluruh uraian dapat disimpulkan bahwa representasi tokoh Nemo yang memiliki cacat fisik melibatkan bentuk-bentuk diskriminasi implisit. Diskriminasi tersebut tampak dalam ideologi dasar yang diterapkan dalam film Finding Nemo. Antara lain ditunjukkan dari penampilan sosok Nemo dan karakternya yang melankolis dan patut dikasihani hingga kerja kamera, efek suara dan pencahayaan yang digunakan dalam menggambarkan tokoh Nemo sebagai sosok yang memberi beban bagi sekitarnya.
Actions (login required)
 |
View Item |
