BAIQ YASMIN H, 070216626 (2006) REPRESENTASI POLITIK IDENTITAS TENTARA AMERIKA SERIKAT DALAM BUKU WILLTHEY EVER TRUST US AGAIN? : Analisis Wacana Kritis Pendekatan Perubahan Sosial Identitas Tentara amerika serikat dalam Buku Will They Ever Trust Us Again?: Leters From the war zone oleh Michael Moore. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ANSTRAK) 62.5.pdf Download (178kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) 17379.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap identitas tentara Amerika Serikat dalam buku "Will They Ever Trust Us Again?:Letters From The War Zone"yang dikonstruksi oleh Michael Moore sebagai pembuat teks serta mengungkap konsep historis dibalik teks sehingga terbentuk representasi politik identitas tentara Amerika Serikat(AS) oleh pembuat teks. Studi penelitian ini adalah buku "Will They Ever Trust Us Again?:Letters From The War Zone". Buku ini mempublikasikan email-email tentara AS dari mailing list si pembuat teks, mike@michaelmoore.com. Melalui email tersebut, Moore ingin menunjukkan bagaimana peristiwa invasi Irak menyebabkan pelaku perang mengalami teror, ketakutan serta kekecewaan mendalam karena telah terlibat dalam perang tersebut. Atas kekecewaan inilah muncul konsep identitas tentara AS yang berbeda dengan apa yang selama ini ditampilkan oleh sistem representasi sosial yaitu media Amerika. Konsep perbedaan (difference) tersebut menyebabkan munculnya gerakan politik identitas tentara AS, dimana teks telah menjadi arena permainan kekuasaan oleh si pembuat teks. Hasil penelitian melalui metode Analisis Wacana Kritis (CDA) pendekatan perubahan sosial (sociocultural change approach), ditemukan bahwa pembuat teks berperan besar mengkonstruksi identitas tentara AS. Pada analysis text peneliti menemukan bahwa identitas tentara Amerika Serikat ditampilkan sebagai pelindung negara dan sosok individu yang bebas. Identitas tentara bukanlah identitas yang langgeng dalam diri mereka dan dalam buku ini juga identitas tentara AS ditampilkan sebagai identitas yang harus siap menerima tekanan, keterasingan bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Identitas tentara AS terancam secara fungsional, dimana peran tentara sebagai pelindung negara dari ancaman senjata pemusnah massal di Irak tidak tertunaikan. Pihak yang mengancam eksistensi identitas ini adalah pemerintahan Bush yang mengirim mereka ke Irak tanpa alasan yang jelas. Oleh karena itu identitas tentara dipandang sebagai alat pemerintah mencapai kepentingan ekonomi. Patriotisme atau paham kerelaan membela negara menjadi `penyelamat' eksistensi identitas tentara AS. Wacana ini mencoba memperteguhkan kembali identitas tentara AS yang mengalami krisis identitas ditengah konteks yang melibatkan identitas mereka yaitu peristiwa invasi Irak. Tahap discourse practice, ditemukan bahwa pembuat teks menggunakan email tentara sebagai alat kepentingannya baik kepentingan ekonomi, sosial maupun politik. Sementara itu, pada level socioculture exchange, ditemukan adanya konstruksi suprasistem yaitu negara, yang telah menanamkan semangat patriotisme dalam diri identitas tentara sebagai ideologi kebaikan bagi diri tentara sendiri maupun negara. Patriotisme jauh lebih dulu tertanam dan mengakar sebelum peristiwa perang Irak terjadi dan dalam praktiknya, patriotisme digunakan sebagai alat untuk meraih kepentingan penguasa, yang dalam konteks buku ini adalah pemerintahan Bush.

Actions (login required)

View Item