Vicky Afrianto, 070316940 (2007) ORGANISASI MASYARAKAT BETAWI DAN PERCATURAN POLITIK DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA : STUDI TENTANG PRA PEMILIHAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 2007. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-afriantovi-5602-fisp09-t.pdf Download (324kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) 17428.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Orang Betawi yang dipersepsi sebagai suku asli penduduk Jakarta dalam perkembangannya semakin tergusur oleh hiruk pikuk pembangunan kota Jakarta. Mereka hidup dan tinggal di wilayah satelit kota Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok. Mereka tidak pernah merasakan ataupun menikmati hasil-hasil pembangunan kota Jakarta yang selama ini kita kenal dengan kota megapolitan. Betawi menjadi simbol sebuah identitas penduduk asli Jakarta yang selama ini terpinggirkan dalam kehidupan kota Jakarta, kemudian simbol ini ramai diperebutkan oleh, elite-elite Betawi yang mendirikan organisasi massa dengan label kebetawian. Simbol Betawi ini menjadi komoditas bagi penguasaan sumber-sumber ekonomi dan politik oleh elite Betawi. Dalam percaturan politik pra pilgub DKI Jakarta 2007 ormas Betawi menjadi elemen penting dalam proses-proses politik yang terjadi, seperti dukungan, loby, pressure dll. Fauzi Bowo yang menjabat sebagai ketua Bamus Betawi ternyata dalam praktiknya tidak serta merta mendapat dukungan semua elemen ormas pendukung Bamus Betawi seperti PMB (Perhimpunan Masyarakat Betawi) dan FBR (Forum Betawi Rempug). Ormas Betawi menjadi simbol dari representasi orang Betawi, ini kemudian menjadi alat untuk membentuk wacana dimana figur calon Gubernur yang didukung ormas Betawi seolah-olah merupakan representasi orang Betawi. Tentunya dinamika politik kota Jakarta menjadi semakin ramai dengan keterlibatan ormas Betawi dalam Percaturan Politik DKI Jakarta, mengingat ormas Betawi memiliki jumlah anggota yang tidak kalak besar dengan partai politik.

Actions (login required)

View Item