HELYANTO SAYOGIO, 070316862
(2008)
PENERIMAAN PEMBACA HARIAN MEMORANDUM TERHADAP KRIMINALITAS YANG ADA DI RUBRIK ONOK-ONOK AE DI HARIAN MEMORANDUM: Sebuah Studi Analisis Resepsi Tentang Penerimaan Pembaca Harian Memorandum Terhadap Kriminalitas Yang Ada di Rubrik Onok-Onok Ae di Harian Mem.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Maraknya peredaran koran kuning saat ini atau yang lebih dikenal dengan istilah yellow newspaper dikarenakan adanya kebijakan penghapusan SIUPP. Media massa berlomba-lomba untuk mencari keuntungan dengan memanfaatkan apa yang disebut dengan kebebasan pers. Berita-berita kriminal yang dikemas secara sensasional menjadi andalan media kuning ini untuk menarik minat pembacanya. Salah satu contohnya adalah harian Memorandum yang menjadi subjek penelitian ini.
Penelitian ini mencoba untuk meneliti tentang "bagaimanakah penerimaan pembaca harian memorandum terhadap kriminalitas yang ada di rubrik onok-onok ae di harian memorandum?" dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif eksploratif, dengan teknik in-depth interview. Peneliti menetapkan 3 dari 7 informan sebagai informan yang kredibel. Data-data yang didapatkan oleh peneliti kemudian dibuat menjadi sebuah transkrip wawancara yang kemudian mengkategorikan menjadi sub topik. Langkah peneliti kemudian adalah untuk membuat deskripsi dan interpretasi dari hasil penelitian.
Lebih lanjut diketahui bahwa rubrik onok-onok ae adalah rubrik yang disukai oleh pembaca harian Memorandum setelah rubrik berita kriminal yang sifatnya serius. Rubrik onok-onok ae disajikan secara komedi mengenai berita-berita kriminal maupun cerita-cerita yang berkembang di masyarakat dengan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah bawah, dan disajikan dengan ilustrasi gambar dan wana hingga mudah untuk dipahami oleh pembacanya. Berita-berita kriminal yang disajikan di rubrik onok-onok ae sangat berbeda dengan berita-berita kriminal yang disajikan pada halaman pertama harian Memorandum. Berita-berita kriminal di rubrik onok-onok ae disajikan secara komedi, sedangkan di harian Memorandum lebih bersifat menyeramkan dan brutal.
Oleh informan Rizal Nurdin, rubrik onok-onok ae ini memang harus ada di setiap koran, agar koran tersebut memiliki kombinasi yang berimbang antara berita yang serius dan berita yang sifatnya komedi. Di balik kelucuan-kelucuan berita yang ditampilkan oleh rubrik onok-onok ae, informan Achmad Faizal mengatakan bahwa rubrik ini terkadang keterlaluan dalam mengangkat berita, kurang memiliki rasa kasihan dan hati nurani. Karena seringkali mengangkat berita-berita yang sebenarnya tragis dan merupakan penderitaan orang lain, menjadi sesuatu yang berbau komedi. Namun hal ini tidak menjadi sebuah halangan oleh informan Supeno dalam membaca rubrik onok-onok ae. Menurutnya, biarkan saja para wartawan berkreasi selama hal itu tidak merugikan Supeno dan dapat memberinya hiburan di tengah rutinitas hidupnya yang sulit dalam mencari rejeki.
Informan Achmad Faizal mengatakan dapat turut merasakan kasihan kepada nara sumber, dikarenakan salah satu temannya pernah mengalami salah satu kejadian konyol yang dimuat dalam pemberitaan onok-onok ae. Berbeda dengan pendapat yang disampaikan oleh informan Rizal Nurdin. Menurutnya hal-hal yang terjadi kepada nara sumber berita rubrik onok-onok ae bukan menjadi permasalahan baginya sehingga tidak perlu dipikirkan olehnya. Hal ini disebabkan oleh latar belakang kehidupannya yang serba mandiri dan tidak bergantung kepada siapa-siapa karena kurangnya perhatian dari orangtua. Informan Supeno sempat merasa emosi dan marah saat membaca salah satu berita rubrik onok-onok ae. Hal ini dikarenakan salah satu berita yang dibacanya memiliki kesamaan kisah dengan yang dialaminya saat ini. Hidup ditinggal lari oleh istrinya yang menikah dengan pasangan kumpul kebonya.
Actions (login required)
|
View Item |