ENDAH SRI WAHYUNI, 070116408 (2008) KOMUNIKASI TATAP MUKA ANTARA PERAWAT DAN PENDERITA HIV/AIDS: Studi deskriptif tentang komunikasi tatap muka antara perawat dan penderita HIV/AIDS dalam proses perawatan penyakit infeksi di Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soeto. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-wahyuniend-9159-abstract-8.pdf Download (339kB) | Preview
Preview	Text (FULLTEXT) 17491.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi tatap muka antara perawat dan penderita HIV/AIDS di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, sehubungan dengan adanya kontroversi mengenai orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di masyarakat. Pada umumnya odha masih banyak mengalami perlakuan diskriminatif di masyarakat. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana komunikasi tatap muka antara perawat dan penderita HIV/AIDS dalam proses perawatan penyakit infeksi di Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan lokasi penelitian yang dipilih adalah Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr Soetomo Surabaya. Pemilihan lokasi ini karena RSUD Dr. Soetomo merupakan rumah sakit terbesar di Jawa Timur dan satu-satunya rumah sakit di Jawa Timur yang mempunyai sebuah tim yang menangani HIV/AIDS. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada enam informan. Informan dalam penelitian ini adalah penderita HIV/AIDS yang sedang menjalani proses perawatan dan perawat yang sedang bertugas di UPIPI RSUD Dr. Soetomo. Pemilihan informan tersebut dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu informan dipilih berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan sifat-sifat yang bisa diketahui sebelumnya. Berdasarkan seluruh uraian analisis dan interpretasi data, peneliti menyimpulkan bahwa meskipun selalu berdekatan dengan pasien penderita HIV/AIDS, dan intebsitas tatap muka minimal satu minggu sekali, perawat mengaku tidak takut tertular HIV. Tidak ada diskriminasi terhadap pasien HIV/AIDS dalam tindakan perawatannya di UPIPI. Didalam melakukan kontak fisik dengan pasien, perawat melakukannya secara biasa tidak ada rasa takut atau jijik bersentuhan dengan pasien. Sentuhan yang dilakukan perawat kepada pasiennya di UPIPI biasanya berupa memegang pundak, tangan, kaki, menepuk¬-nepuk bahu, atau mencubit gemas ketika sedang bersenda gurau. Hubungan perawat dan pasien penderita HIV/AIDS selama menjalani proses perawatan di RS dapat digolongkan dalam hubungan mentoring dan juga dapat digolongkan dalam friendship tipe receptivity. Didalam komunikasi tatap muka sehari-hari perawat dan pasien menggunakan bahasa yang informal, bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang tidak baku. Kedekatan perawat dan pasien penderita HIV/AIDS secara fisik ketika bertatap muka dapat digolongkan pada personal distance. Selama bertatap muka dengan pasien, khususnya ketika pasien ingin berkonsultasi, perawat lebih banyak melakukan listening, terutama active listening. Cara perawat berempati kepada pasien antara lain dengan memberi dukungan, saran, maupun menyemangati pasien atas kesedihan dan permasalahan yang mereka miliki; memposisikan dirinya seperti kondisi pasien.

Actions (login required)

View Item