Muhammad Hildan Azizi, 070913043 (2014) MEDIAISASI POLITIK: Studi Kasus Konstruksi Citra Politik Pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf (KarSa) dalam Konten Pemberitaan Harian Jawa Pos di Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2013. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (FULL TEXT) Binder1azizimuham.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2014-azizimuham-37997-5.-abstr-k.pdf Download (89kB) | Preview

Abstract

Dalam negara dengan sistem demokrasi seperti Indonesia, media massa memiliki peran penting dan pengaruh yang besar dalam sistem politik. Media massa dapat mempengaruhi agenda setting masyarakat bahkan mempengaruhi perilaku aktor politik. Tetapi juga berlaku sebaliknya, media massa dapat dipengaruhi oleh perilaku aktor politik. Jawa Pos pada kasus Pilkada Surabaya 2010 telah divonis melanggar kaidah jurnalistik oleh Dewan Pers karena tidak berimbang dalam memberikan pemberitaan terhadap peserta pilkada. Sedangkan pada kasus Pilgub Jatim 2013, Jawa Pos juga terkesan tidak berimbang/ condong pada satu kandidat peserta Pilgub saja yakni Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis berita tentang citra politik KarSa dalam Pilgub Jatim 2013 di Jawa Pos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui bagaimana surat kabar Jawa Pos memaknai, memahami dan mengkonstruksi berita tentang KarSa dalam Pilgub Jatim tahun 2013. Serta untuk mengetahui kekuatan logika yang lebih menguasai dalam konstruksi berita tersebut, logika politik atau logika media. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dari Fariclough. Karena metode analisis wacana kritis dapat memperlihatkan keterpaduan antara (a) analisis teks, (b) analisis proses produksi, konsumsi, dan distribusi teks, serta (c) analisis sosiokultural yang berkembang di sekitar wacana tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti melihat adanya kecenderungan pemberitaan yang positif terhadap KarSa, dimana harian Jawa Pos lebih banyak memuat berita tentang para pendukung KarSa, serta kegiatan blusukan KarSa sebagai bentuk kepedulian dan kedekatannya dengan rakyat. Konstruksi citra politik tersebut lebih banyak dibentuk oleh logika media, karena KarSa sebagai aktor politik tidak mengambil peran utama yakni tidak mengatur bagaimana komunikasi politik dimainkan. Justru konstruksi realitas citra politik KarSa banyak diperankan oleh Jawa Pos itu sendiri dengan memilah komunikasi politik dan pemerintahan mana yang dimainkan oleh aktor politik, yang bisa dijangkau oleh media, dan dipahami oleh khalayak. Hal ini menunjukkan media massa seperti halnya pendapat Croteau dan Hoynes (2001) dalam Stromback (2011) bahwa dianggap berorientasi pada bisnis komersial tentang bagaimana melayani keinginan dan kebutuhan khalayak serta pengiklan mereka. Lebih lanjut kondisi ini seperti halnya yang Blumer dan Gurevitch (1995) dalam Stromback (2011) jelaskan bahwa aktor politik terus terlibat dalam upaya membentuk liputan berita mengingat pentingnya media saat ini. Namun pada saat yang sama, personil media tidak ingin hanya menjadi pasif dalam membawa pesan aktor politik. Translation: In a country with a democratic system such as Indonesia, the mass media have an important role and influence in the political system. The mass media can influence the public agenda setting even affect the behavior of political actors. But the reverse is also true, the mass media can be influenced by the behavior of political actors. Jawa Pos in the case of Surabaya Election 2010 has been sentenced in violation of the rules of journalism by the Press Council because it is not balanced in providing news to the election participants. Whereas in the case of East Java Governor Election 2013, Jawa Pos also impressed unbalanced/ leaning on one candidate only participant, the Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa). In this study, researchers will analyze the news about political image of Karsa in East Java Governor Election 2013 in the Java Pos. This study aims to find out find out how to interpret the Jawa Pos newspaper, understand and construct news about Karsa in East Java in 2013 Pilgub well as to determine the strength of the control logic more construction news, political logic or the logic of the media. This research was conducted by using the method of critical discourse analysis of Fariclough. Because the method of critical discourse analysis can show the alignment between (a) the analysis of the text, (b) analysis of the process of production, consumption, and distribution of text, and (c) sociocultural analysis of the discourse that developed around it. In this study, the researchers saw a trend toward reporting positive intention, where the Jawa Pos daily more news about the supporters of intention, and the intention ‘blusukan’ activities as a form of care and proximity to the people. The political image construction are shaped by the logic of the media, as willing as political actors do not take the lead role that does not regulate how political communication played. Construction of reality is precisely the image of the political wills of many played by Jawa Pos itself with the sort of political and government communications which are played by political actors, which can be reached by the media, and understood by the audience. This indicates the mass media as well as the opinion of Croteau and Hoynes (2001) in Stromback (2011) that is considered commercially oriented businesses about how to serve the wants and needs of their audiences and advertisers. Furthermore this condition as well as the Blumer and Gurevitch (1995) in Stromback (2011) explain that the political actors continue to engage in efforts to establish the importance of news coverage given the current media. But at the same time, media personnel do not want to just be passive in bringing a message of political actors.

Actions (login required)

View Item