Yusfia Anggreini Haq (2015) UPAYA PEREMPUAN AKTIVIS BURUH DALAM MEMERJUANGKAN HAK-HAK NORMATIF BURUH PEREMPUAN DI PERUSAHAAN DALAM NEGERI KABUPATEN MOJOKERTO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN DEPAN)
HALAMAN DEPAN.pdf Download (79kB) |
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (47kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
DAFTAR ISI.pdf Download (55kB) |
|
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf Download (143kB) |
|
Text (BAB 2)
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only until 28 May 2023. Download (141kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 3)
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only until 28 May 2023. Download (265kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 4)
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only until 28 May 2023. Download (58kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (49kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 28 May 2023. Download (639kB) | Request a copy |
Abstract
Perkembangan industri di Kabupaten Mojokerto mengakibatkan meningkatnya jumlah buruh perempuan di tiap tahunnya. Namun, di lingkungan perusahaan masih marak terjadi pelanggaran hak-hak normatif buruh perempuan. Terbelenggunya buruhburuh perempuan di Kabupaten Mojokerto belum menjadi agenda utama dalam pelaksanaan kebijakan di dalam perusahaan. Maka dari itu diperlukannya beberapa upaya untuk penyadaran gender tehadap buruh perempuan, pengusaha, dan pemerintah. Tentunya upaya-upaya ini akan dilakukan oleh sosok perempuan aktivis buruh yang telah memiliki posisi strategis baik itu di LSM dan serikat buruh. Sejauh mana perempuan aktivis buruh ini berupaya untuk mengangkat isu-isu ketertindasan buruh perempuan di lingkungan perusahaan untuk melakukan pembebasan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif. Pendekatan kualitatifekploratif digunakan karena metode ini berfungsi untuk mengeksplorasi dan menganalisis penyebab kondisi buruh perempuan di Kabupaten Mojokerto yang menimbulkan pelanggaran-pelanggaran hak normatif buruh perempuan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Feminisme Sosialis. Feminisme Sosialis menjelaskan bahwa penyebab utama atas terbelenggunya perempuan dalam ketertindasan adalah keterkaitan kapitalisme dan patriarki sehingga untuk meniadakan ketertindasan ini harus dilakukan penyadaran gender untuk pembebasan perempuan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kurangnya kesadaran gender baik di buruh perempuan, pengusaha dan pemerintah menjadikannya harus menghadapi suatu bentuk perbudakan yang menjadikan dirinya mengalami keterasingan dari fungsi reproduksi dan produksi mereka. Hal ini dikarenakan kapitalisme mampu merasuki peraturanperaturan di perusahaan yang juga menganut struktur patriarki. Upaya pembebasan buruh perempuan terhadap kondisi tersebut dapat dilakukan oleh perempuan aktivis buruh yang memiliki posisi strategis dalam lingkungan buruh untuk mendesak perusahaan maupun pemerintah sebagai bentuk protes. Upaya yang dapat mereka lakukan ini dilakukan di dua lingkup obyek yang dituju yaitu internal dan eksternal. Sehingga, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rekomendasi untuk peneliti lain yang tertarik pada masalah buruh dan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan berkaitan buruh perempuan.
Actions (login required)
View Item |