Sutriono, 079916054 (2006) POLISI DAN TAYANGAN KRIMINAL (Studi Reception Analysis Tentang Khalayak Polisi Kesatuan Reserse Kriminal Terhadap Tayangan Buletin Kriminal di Televisi). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2006-sutriono-1289-kkbkk-2-k.pdf Download (335kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) 17752.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Televisi sebagai salah satu dari media massa yang digunakan dalam proses komunikasi massa dimana penyelenggara siaran merupakan komunikator dan khalayak pemirsa adalah komunikan. Dalam rangka menarik khalayak yang akan berdampak langsung pada pemasang iklan (pada stasiun televisi swasta), televisi berusaha untuk membuat dan menayangkan acara-acara yang semenarik mungkin yang dapat berimbas pada rating televisi. Karena dengan semakin tinggi rating sebuah acara, semakin besar pula minat para pengiklan untuk mensponsori acara tersebut meskipun dengan harga yang tinggi. Karena itulah semua stasiun televisi berlomba-lomba membuat acara semenarik mungkin dan bisa menyedot sebanyak mungkin penonton. Salah satu jenis acara televisi yang "booming" dan hampir semua stasiun televisi mempunyai program acaranya adalah berita kriminal. Adapun berita mengenai tayangan kriminal di televisi seringkali menayangkan polisi sebagai institusi yang berwenang dalam penangkapan atau pengungkapan tindak kejahatan. Dalam tayangan kriminal seringkali ditayangkan anggota reserse yang bertindak brutal dan sadisme seperti memperlakukan tangkapan atau tersangka. Tindakan petugas reserse seringkali dianggap berlebihan dalam menangani dan memperlakukan seorang tersangka tindak kejahatan. Dari sini penyusun ingin meneliti pemahaman dan penerimaan khalayak polisi dari kesatuan reserse kriminal terhadap tayangan buletin kriminal di televisi. Metode penelitian yang digunakan adalah reception analysis yang merupakan kepanjangan tangan dari culture studies, dengan unit analisisnya adalah narasi-narasi kualitatif tentang pemahaman dan penerimaan polisi reserse kriminal terhadap tayangan kriminal. Sedang yang dijadikan partisipan dalam penelitian ini adalah lima orang polisi dari kesatuan reserse kriminal yang mempunyai posisi dan jabatan yang berbeda. Penelitian ini berdasarkan benerapa konsep dalam ilmu komunikasi seperti, culture studies, reception analysis, pemirsa televisi dan tayangan kriminal di televisi. Kategori yang ditentukan adalah pemahaman khalayak polisi terhadap tayangan kriminal, pemahaman isi tayangan kriminal dan penerimaan polisi terhadap tayangan kriminal. Hasil penelitian memaparkan bahwa meskipun partisipan berasal dari satu insitusi yang sama yakni kepolisian dari kesatuan reserse kriminal, namun dalam memahami dan melakukan penerimaan terhadap tayangan kriminal ditemukan banyak perbedaan meskipun dalam beberapa hal juga memiliki kesamaan. Perbedan ini muncul karena dalam memahami dan melakukan penerimaan masing-masing partisipan juga dipengaruhi oleh pengalaman individu dan perbedaan jabatan, peran dan tugas kesehariannya. Dari hasil temuan data dalam penelitian ini, dapat dilihat pemahaman dan penerimaan khalayak polisi tentang tayangan buletin kriminal. Khalayak polisi melihat dalam tayangan kriminal sebagai tayangan yang lebih mengedepankan kekerasan dan cenderung tidak menghargai hak tersangka dan korban kejahatan terutama anak-anak meskipun ada manfaat yang bisa diambil dari tayangan buletin kriminal. Jadi pihak televisi dalam hal ini sebagai pembuat acara harusnya tidak mengedepankan unsur dramatisir yang berlebihan seperti penggunan kekerasan terutama yang dilakukan oleh polisi kepada tersangka. Penghilangan adegan kekerasan akan menambah manfaat bagi masyarakat yang menontonnya sehingga dapat dijadikan pembelajaran hukum dan sanksi hukum.

Actions (login required)

View Item