Dwi Retno Wahyuningtyas, 070216731
(2007)
REPRESENTASI IDENTITAS MULTIKULTURAL DALAM FILM "BRIDE AND PREJUDICE".
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Multikulturalisme fokus pada prinsip dan praktik "mengakomodasi perbedaan" dalam upaya menekankan interconnectedness, tanpa harus kehilangan unsur-unsur pokok selama dalam proses pengakomodasian. Isu multikulturalisme dalam film menarik untuk dikaji karena terkait erat dengan mengapresiasikan budaya-budaya yang berbeda, bukan menekankan pada promosi kaum minoritas. Film "Bride and Prejudice" dipilih karena film tersebut dianggap memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati identitas multikultural dalam film. Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana representasi identitas multikultural yang digambarkan melalui karakter-karakter dan latar dalam film "Bride and Prejudice".
Untuk menganalisis film "Bride and Prejudice", peneliti menggunakan analisis semiotika. Dengan analisis semiotika, peneliti ingin melihat representasi identitas multikultural secara lebih detail dengan menggunakan kerangka analisis Fiske. Analisis Fiske dipilih karena analisis ini dianggap dapat memberikan penggambaran lebih lengkap mengenai gambaran multikultural dalam media audio visual.
Berdasarkan analisis pada setiap level kerangka analisis John Fiske, ada beberapa elemen-elemen terkait dengan multikulturalisme dalam film ini antara lain kelas, ras., etnisitas, stereotipe dan prasangka. Keberagaman dalam film tersebut juga ditampilkan melalui penggunaan nama tokoh, tempat pengambilan gambar (India, Inggris dan Amerika), dialog dan kostum. Penempatan masing¬masing tokoh/karakter dalam film disesuaikan dengan stereotip dan prasangka yang muncul diantara dua budaya yang berbeda. Film "Bride and Prejudice" menampilkan radical multiculturalism. yang dalam definisi Sumiko Higashi (1996, [sumber online]) adalah sebuah komitmen untuk merestrukturisasi hubungan kekuasaan diantara komunitas budaya (cultural Communities). Salah satunya adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam budaya India. Selain itu, mobilitas dimana seorang wanita Asia Selatan (India) menikah dengan pria kulit putih tidak hanya terjadi dalam dan di sekitar area diaspora transnasional saja, melainkan dalam area lokal (India) sendiri fenomena semacam ini bisa saja terjadi. Secara keseluruhan terdapat pemberdayaan wanita yang selama ini menjadi kaum minoritas dalam film ini, namun digambarkan masih terbatas pada lingkup sosial dan ekonomi.
Actions (login required)
|
View Item |