Aldini Riski Fitrowati, 070317007 (2007) KEMISKINAN, PEREMPUAN DAN KEKERASAN : STUDI ETNOGRAFI PEREMPUAN BURUH BANGUNAN PADA PROYEK BANGUNAN DI PERUMAHAN GALAXY BUMI PERMAI, SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) 32.pdf Download (328kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2008-fitrowatia-6951-fisant-k.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Kemiskinan saat ini merupakan suatu permasalahan besar yang sedang dihadapi oleh Negara Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan bahwa kemiskinan yang terjadi semakin meluas dalam masyarakat. Kemiskinan yang semakin luas menuntut perempuan untuk terlibat dalam memenuhi perekonomian keluarga. Salah satunya adalah perempuan yang bekerja di proyek bangunan. Keterlibatan perempuan dalam proyek bangunan justru menimbulkan permasalahan dimana perempuan menduduki posisi rawan kekerasan. Hal inilah yang menjadi permasalahan mengenai bagaimana perempuan menghadapi kekerasan dalam proyek bangunan dan bagaimana keterkaitan antara peran perempuan dengan kemiskinan dengan timbulnya kekerasan pada perempuan. Studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi dan pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data yang maksimal, penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara. Jumlah informan yang dipilih berjumlah 10 informan dalam hal ini perempuan buruh bangunan. Serta lokasi penelitian dilakukan di Proyek Perumahan PT Galaxy Bumi Permai. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan historis-kausal, yaitu dengan melihat kemiskinan sebagai variabel penyebab dan kekerasan sebagai variable akibat. Kemiskinan di desa menyebabkan perempuan tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Hal ini disebabkan karena merosotnya peluang pekerjaan di desa sehingga tidak dapat memberikan kesempatan pekerjaan seperti halnya pertanian dan nelayan. Kondisi ini mengakibatkan perempuan untuk pergi kekota karena kota dapat memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih baik daripada di desa. Pada saat di kota perempuan bekerja dalam proyek bangunan, dimana pendapatan sebagai buruh bangunan rendah. Sehingga dengan pendapatan yang rendah tersebut perempuan tidak dapat memperbaiki taraf hidup lebih baik. Hal ini tampak dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya perempuan hidup secara subsisten. Keterlibatan perempuan dalam proyek bangunan menempati posisi rawan kekerasan, dimana perempuan mengalami kekerasan dalam bidang ekonomi, kekerasan seksual dan kekerasan psikis. Perempuan miskin mempunyai kualitas sumber daya yang rendah, dimana perempuan hanya terserap dalam pekerjaan sektor bangunan. Keterlibatan perempuan dalam sektor bangunan mengakibatkan perempuan mengalami pengulangan kemiskinan dimana kemiskinan di desa terjadi lagi di kota. Kondisi kemiskinan yang terulang kembali di kota menyebabkan perempuan mengalami kerentanan. Selain itu, keterlibatan perempuan dalam bangunan mengakibatkan perempuan mengalami feminisasi kemiskinan. Feminisasi kemiskinan telah mendorong perempuan untuk mengalami posisi rawan kekerasan dalam proyek bangunan. Perempuan harus dihadapkan pada kondisinya yang rentan dan kekerasan dalam proyek bangunan. Hal ini mengakibatkan perempuan melakukan sikap pasrah, dimana sikap pasrah tersebut sebagai bentuk pelembagaan subordinasi perempuan. Sikap pasrah merupakan satu-satunya cara perempuan menghadapi kekerasan. Sikap pasrah dilakukan atas dasar perempuan tidak ingin kehilangan pekerjaan sebagai buruh bangunan, sehingga perempuan berusaha untuk mempertahankan diri atas kekerasan dalam bangunan. Kemiskinan mengakibatkan perempuan mengalami kekerasan. Kemiskinan mengakibatkan perempuan terserap dalam proyek bangunan karena perempuan tidak memiliki bargaining position. Pada saat masuk dalam proyek bangunan perempuan menempati posisi subordinasi atas dominasi laki-laki dan pada akhirnya perempuan mengalami kekerasan

Actions (login required)

View Item