MOHAMMAD ISNAN AFFANDI, 071012002 (2014) DAMPAK PASOKAN SENJATA PADA SAF DAN SPLA TERHADAP PERPANJANGAN DURASI KONFLIK SUDAN - SUDAN SELATAN 2011-2012. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2014-affandimoh-34177-11.abst-k.pdf Download (769kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) 14.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Sudan Selatan merupakan negara termuda di dunia yang merdeka pada 9 Juli 2011 setelah lima puluh tahun perang separatis dan 6 (enam) tahun interm periode Comprehensive Peace Agreement (CPA) 2005-2011. Pasca CPA yang berakhir dengan kemerdekaan Sudan Selatan seharusnya mengakhiri konflik bersenjata antara Utara dan Selatan. Namun konflik bersenjata kembali terjadi dan memperpanjang durasi konflik pasca CPA. Salah satu protokol dalam CPA menyebutkan larangan militerisasi Sudan dan Sudan Selatan namun selama CPA tercatat kedua pihak tetap melakukan military build-up terutama pasokan senjata asing. Rusia, Cina, Belarusia, Iran dan Ukraina serta beberapa negara tetangga Sudan dan Sudan Selatan tercatat melakukan pasokan senjata pada SAF dan SPLA dalam jumlah yang besar sehingga meningkatkan military capability keduanya. Dalam kerangka pemikiran Cassady Craft, adanya pasokan senjata berhubungan dengan meningkatnya kecenderungan berperang dengan kondisi security dilemma sebagai penghubung. Dalam penelitian ini terbukti bahwa adanya military build-up ditambah dengan doktrin permusuhan dan mobilisasi pasukan telah membuat pihak lain khawatir sehingga menuai respon yang sama hingga berujung pada pecahnya perang antara SAF dan SPLA pasca CPA sepanjang tahun 2011-2012 dan diperkeruh dengan kepemilikan senjata oleh non-state armed force.

Actions (login required)

View Item