Devy Pharma Christian, 079815742 (2006) PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KEBIJAKAN OTONOMI SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK ACEH DI INDONESIA SAN KONFLIK MORO DI FILIPINA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRACT)
77.4.pdf Download (214kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-christiand-1273-fishi2-6.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Selesainya perang dingin ternyata belum mampu membuat dunia internasional lepas dari berbagai macam konflik dan persoalan. Seperti yang terjadi saat ini adalah munculnya isu terorisme sebagai suatu persoalan baru bagi dunia internasional. Hal ini terjadi tidak hanya di kawasan Eropa, akan tetapi terjadi di kawasan Asia Tenggara, dimana Indonesia dan Filipina mengalami hal yang sama. Permasalan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menjadi persoalan yang membutuhkan berbagai macam solusi bagi pemerintah Indonesia untuk menyelesaikannya, begitu juga gerakan Moro National Liberation Front (MNLF) juga membuat pemerintah Filipina mengalami permasalahan yang rumit. Permasalahan inilah yang menjadi latar belakang dalam membuat penelitian tentang perbandingan efektivitas kebijakan otonomi sebagai suatu resolusi konflik. Penelitian ini menggambarkan tentang pelaksanaan otonomi di kedua negara dan membandingkan mana yang lebih efektif diantara keduanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif evaluatif dalam konteks menggambarkan implementasi dan membandingkan efektivitas otonomi sebagai resolusi konflik di Aceh dan Moro, serta melakukan evaluasi terhadap implementasi otonomi tersebut. Penelitian ini menggunakan tesis Ruth Lapidoth yang menyatakan bahwa otonomi merupakan suatu resolusi konflik yang bersifat fleksibel sebagai pembanding keefektifan. Dan juga menekankan pada resolusi konflik dimana mengacu pada strategi-strategi untuk menangani konflik terbuka dengan harapan tidak hanya mencapai suatu kesepakatan untuk mengakhiri kekerasan yang terjadi, tetapi juga mencapai suatu resolusi dari berbagai perbedaan sasaran yang menjadi penyebabnya. Hipotesis yang diambil adalah bahwa pelaksanaan otonomi di Moro lebih efektif daripada pelaksanaan otonomi di Aceh. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbuktinya hipotesis bahwa pelaksanaan otonomi di Moro berjalan lebih efektif daripada pelaksanaan otonomi di Aceh. Hal ini terbukti dengan turunnya intensitas konflik yang terjadi di Moro, sedangkan intensitas konflik yang terjadi di Aceh masih tinggi. Dan juga tingkat kepercayaan masyarakat Moro terhadap pemerintah Filipina meningkat, dimana dengan keseriusan masyarakat Moro dalam mengikuti program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Filipina yang bekerjasama dengan berbagai macam lembaga dan organisasi internasional, namun hal ini tidak terjadi di Aceh dimana kepercayaan masyarakat Aceh terhadap pemerintah Indonesia masih rendah. Penelitian ini juga membukikan bahwa teori Lapidoth tentang otonomi sebagai suatu resolusi konflik juga terbukti.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis.HI 24 /06 Chr p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | AUTONOMY ; DISPUTE RESOLUTION ( LAW | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) > H61-97 Policy sciences | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Dewi Rekno Ulansari | ||||||
Date Deposited: | 30 May 2006 12:00 | ||||||
Last Modified: | 12 Jun 2017 17:56 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17914 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |