DITA AMALIA, 070116573 (2005) PROSES PENERIMAAN PEMBANGUNAN PROYEK JEMBATAN SURAMADU DAN RENCANA INDUSTRIALISASINYA DI KALANGAN ULAMA (KIM) MADURA (Studi Deskriptif Proses Penerimaan Pembangunan Jembatan Suramadu di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan Madura. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) 79.3.pdf Download (191kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2007-amaliadita-4678-fisant-7.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Seringkali model-model pembangunan di Indonesia mengalami kegagalan karena terjadi penyimpangan pemahaman tentang hakekat pembangunan itu sendiri. Pemahaman tentang pembangunan selama ini masih banyak dipengaruhi oleh paradigma berpikir yang rasional teknokratis dengan pola Top Down. Pola ini jauh dari pemahaman faktor kognitif dalam pembangunan dan pertumbuhan tanpa melihat visi manusia akan masa depan, harapannya, ketakutannya, dan keinginan-keinginannya yang menentukan tindakannya dalam menyikapi pembangunan. Dalam hal ini pembangunan perlu didalami dari hakekat pembangunan itu sendiri yaitu suatu strategi perubahan sosial budaya. Dalam melakukan strategi perubahan sosial budaya diperlukan suatu pemahaman mengenai harapan-harapan dan aspirasi serta potret dari orang¬orang yang ada dalam suatu sistem sosial. Mencoba mengerti bagaimana mereka memahami masalah, kepentingan dan sasarannya sendiri. Dalam strategi perubahan sosial budaya pada hakekatnya adalah melakukan perubahan sosial budaya masyarakat ke arah yang lebih baik menurut sistem nilai mereka sehingga tercapai suatu kesejahteraan masyarakat secara utuh. Ukuran dari kesejahteraan masyarakat adalah bersifat relatif dan kontekstual pada masing-masing masyarakat yang akan dibangun. Di sini terlihat peran nilai budaya masyarakat dalam menyikapi strategi perubahan sosial budaya. Di dalamnya menyangkut masalah masuknya nilai-nilai bare pembangunan pads sistem nilai budaya masyarakat yang telah ada. Jenis-jenis nilai atau ide baru yang sesuai dengan karakter budaya masyarakat tentu akan diterima. Sebaliknya nilai¬nilai atau ide baru yang bertentangan dengan sistem nilai yang ada akan ditolak. Jadi masalah pembangunan harus juga dipahami dari sudut pandang budaya masyarakat. Untuk itulah maka penelitian ini menggunakan kerangka berpikir kebudayaan dalam memandang fenomena pembangunan. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana proses strategi perubahan sosial budaya yang dilakukan dalam suatu sistem sosial sehingga terjadi proses penolakan dan penerimaan inovasi atau ide baru yang menjadi bagian dari program pembangunan . Strategi perubahan sosial dilakukan melalui proses difusi dimana terjadi proses penyebaran inovasi dalam suatu sistem sosial. Sikap menolak dan menerima ini tergantung bagaimana strategi yang dilakukan oleh agen pembaru dalam sebuah proses pembangunan. Agen pembaru seringkali bekerja sama dengan pemuka pendapat di dalam menyebarkan inovasi dalam sistem sosial. Pada masyarakat Madura, Kiai berperan sebagai pemuka pendapat yang berpengaruh besar terhadap proses difusi. Mereka bisa mempercepat diterimanya inovasi oleh anggota masyarakat tetapi bisa pula menghambat tersebarnya suatu inovasi ke dalam suatu sistem sosial buadaya.

Actions (login required)

View Item