PERTUKARAN (KEKUASAAN) SIMBOLIK; PANGABSAHAN HOMO SCHOLASTICUS

HERY PRASETYO (2009) PERTUKARAN (KEKUASAAN) SIMBOLIK; PANGABSAHAN HOMO SCHOLASTICUS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Semuanya bermula dari keingintahuan manusia yang tidak pernah terpuaskan oleh apa yang diketahuinya. Titik ini membawa manusia untuk terus mencari dan menghadirkan keingintahuannya. Bersumber dari Realitas ’’perkerjaan" ini dilakukan manusia dan berakhir dalam realitas simbolik. Dalam membangun realitas simbolik, manusia mengimitasi Realitas, realitas imitasi ini, oleh penulis disebut sebagai realitas simbolik. Realitas simbolik yang beroperasi dalam bentuk-bentuk simbohsnya, dipergunakan penguasa dalam mempertahankan kekuasaan. Penguasaan atas realitas simbolik, menjebak individu-individu menerima simbol-simbol penguasa, hal inilah yang dimaksudkan sebagai kekerasan simbolik. Ruang social berubah menjadi kanak-¬kanal yang penuh dengan pendisiplinan dan tidak lagi diketemukan pencarian¬pencarian keingintahuan manusia. Kegetiran manusia ketika ia mengetahuai belenggu kekuasaan dan bemsaha untuk membongkar serta melampauinya. Dengan mengajukan permasalah "Bagaimanakah kekuasaan simbolik beroperasi dalam ranah akademik-?", penulis memulai perkerjaan ini. Sebuah perkerjaan yang hendak mencari bagaimanakah belenggu kekuasaan beroperasi dan mengapa tetap terus langgeng dalam ranah akademik. Dalam penulisan ini, penulis melacak jejak jejak kekuasaan simbolik dalam ranah akademik dengan menggunakan Hermeneutika mengintrepetasikan teks. Keutamaan penggunaan Hermeneutika, mempermudah penulis dalam mencari jejak jejak kekuasaan serta mengintrepetasikaimya. Konsep teks tidak melulu ditafsirkan sebagai tulisan, melainkan segala sesuatu yang menghadirkan peristiwa bermakna yang merupakan diskursus pengarang. Konsep-konsep Bourdieu dipergunakan untuk mengiringi jalannya intrepetasi teks. Beroperasinya kekerasan simbolik, berada pada kemampuan penguasa menolak Heterodoxy dan mempertahankan Orthodoxy, dengan oposisi biner yang dibangun mempergunakan pondasi rasio. Rasio ditempatkan sebagai satu satunya jalan mendapatkan kebenaran. Tempat mulia rasio dalam menghadirkan realitas simbolik, menempatkan segala sesuatu dalam standart kebenaran yang harus dipenuhi bagi pemenuhan keabsahan Homo Scholasticur. Ruang sempit realitas simbolik retak karena ketidakmampuannya menampung keingintahuan manusia mengimitasi Realitas. Keretakan ini justru menempatkan manusia dalam arah baru Humanisme, sebuah arah baru yang tak terpusat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK Fis S 07/08 Pra p
Uncontrolled Keywords: SOCIAL CHANGE
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM831-901 Social change
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
HERY PRASETYOUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorEdy Herry Prihantoro, Drs., M.SiUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Dewi Rekno Ulansari
Date Deposited: 11 May 2009 12:00
Last Modified: 28 Oct 2016 20:22
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/18032
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item