Amelia Nur Puspita
(2009)
MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH, DI KELURAHAN KALIBENING, KECAMATAN TINGKIR, KOTA SALATIGA, JAWA TENGAH.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Pendidikan mengambil peran penting dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa saat ini. Pendidikan menjadi hal penting berkenaan dengan kemampuan dan aset penting yang seharusnya dimiliki oleh seseorang sebagai tolak ukur Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam hal kualitas SDM Indonesia dapat dikatakan tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, hal ini terbukti dengan data pada tahun 2007, dalam ASEAN, negara Indonesia hanya menduduki peringkat ketujuh dari sembilan negara yang dipublikasikan. Kondisi rendahnya mutu pendidikan ini disebabkan oleh model pembelajaran yang ada menggunakan model yang bersifat konvensional di mana banyak siswa yang dijadikan objek dalam sistem pembelajaran.
Kondisi pendidikan Indonesia yang juga tidak memihak kaum miskin, misalnya harga buku serta iuran yang dibebankan para siswa menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk dikomersilkan tidak memihak kaum miskin. Pendidikan berbasis komunitas merupakan salah satu solusi alternatif untuk menjawab kerisauan mengenai penyelenggaraan sekolah yang ada sekarang ini. Dengan pendidikan berbasis masyarakat yang memiliki model pembelajaran yang bebas, belajar berdasarkan kegembiraan, dan mengutamakan pastisipasi, diharapkan mutu pendidikan memiliki relevansi langsung dengan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah di Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Dengan pertimbangan bahwa sekolah yang berdiri tahun 2003 ini sudah mulai dikenal dan telah banyak memberikan kontribusi di dunia pendidikan dalam memajukan sekolah mereka melalui segudang karya dan prestasi yang mengagumkan.
Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan atau mendapatkan gambaran holistik dan mengembangkan pemahaman mendalam tentang Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah yang kemudian dihubungkan dengan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah itu. Dengan menggunakan pemikiran Paulo Freire, tentang pendidikan pembebasan, di mana tidak ada jurang antara si miskin dan si kaya untuk mendapat pendidikan. Serta pemikiran dari Ivan Illich, tentang kegiatan belajar yang anti terhadap anggapan bahwa kegiatan belajar adalah hasil dari kegiatan mengajar, sehingga belajar lebih banyak berpusat pada guru, bukan pada murid.
Actions (login required)
|
View Item |