LELLY DHARNA INDRIYANI, 070116420 (2006) MAKNA FOTO JURNALISTIK DALAM MAJALAH MOSSAIK(STUDI SEMIOTIK FOTO-FOTO RUBRIK CAKRAWALA DAN GALERI MAJALAH MOSSAIK). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2006-indriyanil-1247-fisk31-k.pdf Download (275kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-indriyanil-1247-fisk31-6.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Foto jurnalistik merupakan media untuk menyampaikan pesan melalui sebuah gambar. Sebagai penyampai sebuah pesan, maka kehadiran foto jurnalistik tidak bisa lepas dari tuntutan untuk bisa tampil seobyektif mungkin. Dan hal ini kemudian dirasakan lebih sulit daripada hanya mengambil sebuah gambar. Karena bagaimanapun juga foto jurnalistik tidak bisa terlepas dari nilai-nilai yang ada. Dan hal ini kemudian memunculkan apa yang disebut dengan subyektivitas sebuah foto. Salah satu bentuk dari subyektivitas tersebut adalah ketika membaca makna sebuah foto. Sebuah foto berada pada keserbamungkinan subyek yang memandang foto itu sendiri. Dimana subyek yang memandang foto tersebut memberikan makna pada sebuah foto. Hal ini mengandung pengertian bahwa makna sebuah foto berada pada kepala manusia dan bukan pada foto tersebut. Sasaran dari penelitian ini adalah majalah Mossaik, khususnya rubrik cakrawala dan rubrik galeri edisi 29 dan 31. Dengan berdasarkan alasan adanya kesamaan tema tetapi berbeda dalam penggambaran obyeknya. Sedangkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah mencari tahu makna-makna apa saja yang ada pada foto-foto rubrik cakrawala dan rubrik galeri melalui pembacaan denotasi, konotasi, dan mitos-mitos yang ada pada sebuah foto. Adapun landasan yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut diantaranya adalah: teori-teori semiotika-terutama teori dari Saussure-, media dan konstruksi realitas, dialektika antara mitos denotasi dan konotasi, strata sosial dan pelapisan masyarakat, foto jurnalistik, foto dan makna, faktor penentu sebuah foto, penampakan sebuah foto:komposisi, gaya, dan cropping, dan subyektivitas pada foto itu sendiri. Sedangkan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan metode penelitian semiotika, terutama semiotika Saussure. Dengan menggunakan semiotika, maka untuk menjawab rumusan masalah adalah dengan membaca foto-foto itu sendiri melalui simbol-simbol serta unsur-unsur yang ada pada foto tersebut. Setelah proses pembacaan simbol maupun unsur foto kemudian hasilnya dikelompokkan melalui paradigma dan sintagma berdasarkan mitos, denotasi dan konotasi sebuah foto. Pada akhirnya penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, mempunyai maksud bahwa penelitian ini hanya bersifat menjelaskan atau memaparkan hal-hal yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan. Hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: setiap foto memiliki subyektivitas tersendiri, Makna sebuah foto dapat dilihat dari gambaran sebenarnya sebuah foto (denotasi), penggambaran obyeknya (konotasi), maupun mitos-mitos yang berlaku di masyarakat, pembaca foto merupakan faktor utama yang menentukan makna dalam sebuah foto, pada rubrik cakrawala edisi 29 dan 31 dapat dilihat adanya konotasi negatif pada anak kelas ekonomi bawah dan konotasi positif pada anak kelas ekonomi atas, subyektivitas foto juga dapat dibaca dengan penggambaran obyek seperti pada rubrik galeri edisi 29 dan 31 yakni dengan menonjolkan satu bagian saja.

Actions (login required)

View Item