SHANTY AULIA, 070216733 (2007) SALES PROMOTION GIRL (SPG) FREELANCE:Studi Etnografi Feminis Fenomena SPG Freelance di Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2007-auliashant-5543-fisant-k.pdf Download (354kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2007-auliashant-5543-fisant-7.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Sales Promotion Girl (SPG) Freelance adalah salah satu profesi yang ditekuni oleh perempuan yang merupakan `ujung tombak' dalam usaha pemasaran suatu produk. Semakin meningkatnya jumlah perempuan yang ingin menekuni profesi SPG Freelance merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Ada beberapa permasalahan yang hendak diteliti, yakni mengenai gambaran fenomena SPG Freelance di Surabaya, serta meninjau fenomena tersebut dari sudut perspektif gender. Selain itu menarik kiranya bila kenyataan yang dialami oleh SPG Freelance dihadapkan pada tanggapan negatif oleh masyarakat tentang profesi tersebut. Tujuan dari penelitian ini terutama sekali untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimanakah gambaran profesi SPG Freelance di Surabaya serta meninjau fenomena tersebut dari sudut perspektif gender. Kerangka berfikir dalam menulis skripsi ini adalah mengacu pada pernyataan Saptari, Synot, Melliana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etografi feminis, dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang dunia perempuan yang berprofesi sebagai SPG freelance, yang dipahami dari sudut pandang mereka sendiri. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yakni observasi partisipasi dan indepth interview. Pembahasan yang selanjutnya dibahas atas beberapa pernyataan yang ada dari beberapa jurnal, hasil penelitian, serta teori yang mendukung. Penelitian ini dilaksanakan di Surabaya, dengan subyek penelitian diantaranya lima orang berprofesi sebagai SPG Freelance, dan satu orang berprofesi sebagai penyalur jasa SPG freelance tersebut. Sistem kerja SPG freelance terbagi menjadi dua, yakni sistem kerja keliling (mobile) dan sistem kerja tinggal (stay). Pada penjelasan selanjutnya, dijelaskan pula beberapa lokasi yang menjadi area bekerja SPG Freelance, yakni mengenai situasi, serta kondisi pada area tersebut. Penelitian ini menggambarkan pola rekruitmen, serta kriteria yang distandartkan oleh pihak penyalur jasa kepada SPGnya. Kriteria tersebut mempengaruhi pola pikir SPG freelance dalam memenuhi persyaratan untuk menjadi SPG freelance. Hal ini dapat dilihat pada upaya yang dilakukan oleh SPG Freelance, seperti perawatan wajah, suntik kulit putih, agar terlihat cantik seperti yang telah distandartkan tersebut. Salah satu pendorong seseorang untuk berprofesi sebagai SPG Freelance ini adalah karena faktor ekonomi sebagai faktor utama. Disini terlihat jelas bahwa posisi perempuan sebagai SPG Freelance masih tersubordinat, hal ini dapat dilihat pada kriteria yang distandartkan, dan sistem pengupahannya, yakni laki-laki mendapat gaji (fee) lebih besar dibandingkan perempuan. Bila ditinjau dari sudut perspektif gender, fenomena SPG Freelance pada aktivitas kerjanya ini telah terjadi bias gender. Hal yang nampak adalah pemilihan kostum yang distandartkan kepada SPG Freelance lebih menonjolkan fisik tubuh, sedangkan untuk pengawas (TL) lebih bersifat santai (casual). Sehingga tanggapan /anggapan negatif yang muncul dari masyarakat menyatakan bahwa profesi SPG Freelance merupakan profesi ya yang berperan ganda.

Actions (login required)

View Item