Soegeng Pri Yudhanto, 070417151
(2009)
ARTI PENTING OLIMPIADE BEIJING 2008 BAGI PERJUNGAN REVOLISIONER KEMERDEKAAN TIBET.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Cina masuk mendaftarkan diri sebagai suatu pemerintahan yang sah atas Tibet sejak ditandatangani perjanjian Anglo-Tibet pada tahun 1906. permasalahannya adalah ketika suatu perbedaan budaya disikapi dengan pemaksaan terhadap satu pihak, Program Great Proletarian Culture yang dicetuskan oleh Mao Zedong menghapuskan nilai-nilai kehidupan warisan nenek moyang Tibet. Masyarakat Tibet kesehariannya kental dengan sistem agama dan nilai-nilai Budha, mulai terkikis identitas dirinya. Karena ketidakpuasan dari aneksasi Cina maka muncul gerakan kemerdekaan menentang bersatunya Tibet
dengan daratan besar Cina. Sejak peristiwa Lhasa Uprising, Tibet semakin gencar mengumumkan keinginannya untuk merdeka, ratusan bahkan ribuan kalangan dari biksu hingga penduduk biasa menjadikan berbagai titik di Cina sebagai ajang
demonstrasi untuk mencari kesempatan lepas dari Cina. Mengingat olimpiade sendiri adalah adalah even internasional yang diwarnai banyak kepentingan di dalamnya maka hal ini tidak dapat dilewatkan begitu saja suatu “gerbang” untuk
dapat memberitahukan kepada dunia tentang tindakan brutal yang sudah mereka dapatkan selama mengaspirasikan keinginan mereka untuk merdeka. Pergerakan kemerdekaan kali ini dengan menggunakan Olimpiade Beijing 2008 yang telah
lama dipersiapkan Cina untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa mereka sejajar dengan negara-negara besar dari kawasan Eropa dan Amerika. Melalui Olimpiade Beijing 2008 Tibet mendapatkan momentum untuk berbicara
kepada dunia untuk mendapatkan dukungan kemerdekaan. Pelanggaran HAM dan
pemancungan kebebasan berpendapat menjadi suatu hal yang kontras manakala melibatkan Tibet yang dikenal dengan unsur kelembutan hidup selaras harmonis dengan keindahan alamnya terlebih lagi Tibet dikenal sebagai negeri pusat agama
Budha yang cinta damai dan anti kekerasan
Actions (login required)
|
View Item |