CARLO TAMAELA, 079915939 (2006) Pela Dalam Masyarakat Maluku Di Perantauan : Studi Tentang Makna Pela Bagi Masyarakat Maluku di Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRACT)
gdlhub-gdl-s1-2006-tamaelacar-1524-fisant-k.pdf Download (317kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-tamaelacar-1524-fis_ant_-6.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Pela merupakan suatu sistem budaya dalam masyarakat Maluku. Pela lebih dikenal dalam masyarakat Maluku tengah, Pulau Ambon dan pulau-pulau Lease. Pela merupakan suatu ikatan kekerabatan setaraf saudara sekandung yang terjadi antara dua atau lebih negeri. Pengetahuan tentang pela diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pela mengandung makna sakral dan mempunyai aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota-anggotanya. Pelanggaran terhadap aturan-aturan perjanjian pela bisa mengakibatkan sangsi yang berat. Sangsi ini bisa berupa hukuman pengucilan dalam masyarakat, bahkan sampai kepada hukuman yang bersifat magis. Hubungan pela ini tetap dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat Maluku. Pela selalu di bawa oleh masyarakat Maluku kemana-pun mereka berada. Penelitian ini dilakukan di dua daerah di surabaya, yaitu di Rungkut dan di Rumah Susun Menanggal. Dua daerah ini dipilih karena disana terdapat perantau Maluku dalam jumlah besar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Subjek yang dipilih, merupakan perantau Maluku yang berasal dari negeri-negeri yang terletak di Maluku Tengah, Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan makna pela serta pergeseran yang terjadi di dalamnya, pada perantau Maluku di Surabaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perantau Maluku di Surabaya masih mengenal budaya pela ini walaupun hanya oleh kelompok tertentu saja. Pela hanya dikenal dan dilaksanakan oleh perantau Maluku yang telah berusia tua saja dan juga oleh sebagian generasi muda yang aktif dalam kegiatan organisasi. Di Surabaya, terdapat satu organisasi, yaitu tiga saudara, yang merupakan organisasi tiga negeri yang ber pela. Organisasi ini masih aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kedaerahan seperti sosialisasi pela serta masih memegang ajaran dan aturan yang terdapat dalam perjanjian pela. Berdasarkan basil penelitian serta analisis yang dilakukan, Pela ternyata mengalami suatu pergeseran sebagai akibat dari kurangnya proses pewarisan budaya, interaksi dengan masyarakat lain di perkotaan, tidak adanya organisasi seperti lembaga adat di Maluku, kurangnya organisasi kedaerahan yang aktif dalam mengadakan kegiatan, tidak adanya suatu struktur sosial masyarakat yang sama dengan di daerah asal, serta jarangnya hubungan atau kontak fisik dengan Maluku dan negeri asal. Pergeseran dalam makna pela ini hanya terjadi pads perantau Maluku yang masih berusia muda. Sementara perantau yang berusia tua, atau mereka yang lahir dan dibesarkan di Maluku serta aktif dalam kegiatan organisasi,masih tetap memegang aturan serta makna yang terkandung di dalam pela.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis Ant 25/06 Tam p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | CULTURAL ANTHROPOLOGY | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM621-656 Culture | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Shela Erlangga Putri | ||||||
Date Deposited: | 28 Jul 2006 12:00 | ||||||
Last Modified: | 20 Jun 2017 20:22 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/18383 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |