Dian Rusanti, 070116428 (2006) Identitas Seorang Lesbian : Studi Kualitatif tentang Proses Pencitraan dan dentitas Diri Kaum Lesbian di Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2006-rusantidia-3086-32_06ab-k.pdf Download (328kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2006-rusantidia-3086-fiss32-6.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kehidupan seksual merupakan hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, begitu juga bagi kaum lesbian. Dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang lesbian, tak jarang mereka mengalami berbagai benturan atau hambatan. Banyak faktor 1 yang terkadang menjadi penghalang dan penghambat, antara lain tidak mudah bagi seorang perempuan untuk mengakui bahwa dirinya seorang lesbian, karena dia tabu tidak semua masyarakat dapat menerimanya. Lesbian bertentangan dengan nilai-nilai agama. Dari situ dapat dilihat bahwa begitu kompleksnya masalah yang dihadapi kaum lesbian. Mereka tidak hanya mencoba beradaptasi dengan lingkungan keluarga, tetapi juga beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Penelitian ini mencoba untuk memaparkan dan mendiskripsikan tentang perjuangan seorang lesbian untuk menunjukan identitas dirinya di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menjawab permasalahan tentang: Pertama, Faktor apa raja yang mendorong dan menghambat seorang lesbian dalam menunjukkan identitas dirinya sebagai lesbian di keluarga dan masyarakat?. Kedua, Pada situasi sosial seperti apa seorang lesbi menunjukkan identitas dirinya sebagai lesbian?. Ketiga, Bagaimana seorang lesbian beradaptasi dengan keluarga dan masyarakatnya setelah menunjukkan identitas dirinya sebagai lesbian? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tipe penelitian fenomenologis. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan pedoman umum, dengan metode yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan cara purposif sampling. Dengan criteria pemilihan subjek adalah perempuan dengan orientasi seksual lesbian, sudah menunjukkan identitas dirinya kepada keluarga dan teman dekat. Untuk membantu analisa peneliti menggunakan teori Interaksi Simbolik. Hasil penelitian menunjukan: Pertama,.lingkungan kehiarga yang membebaskan menjadi modal utama bagi seseorang untuk berpikir secara kreatif dan memutuskan pilihannya sendiri. Begitu halnya dengan pilihan rnenjadi seorang lesbi. Kebebasan yang didapatkan dari keluarga juga berpengaruh pada infiltrasi nilai yang diyakini seorang individu. . Dalam penelitian ini, terungkap bahwa seseorang yang membuka identitas sebagai seorang lesbian di dalam keluarga tidak mengalami gangguan yang berarti. Kedua, lingkungan yang membebaskan dan berjarak adalah lingkungan yang kondusif bagi seseorang menunjukkan identitas diri sebagai seorang lesbian dan memberi ruang penuh bagi seseorang untuk mewujudkan nilai-nilai dan keyakinannya. Dengan begitu perasaan aman dan nyaman akan muncul. Ketiga pada mass setelah membuka diri, tercipta sebuah kepercayaan diri yang tinggi, sehingga nilai-nilai idealis sekalipun akan muncul di dalam perilaku seseorang. Khususnya dalam hal ini lesbian, maka seorang lesbian dengan leluasa dapat mengekspresikan pilihan orientasi seksualnya pads masyarakat yang telah mengetahui identitasnya. Kepercayaan diri yang besar membawa seseorang menjadi mudah beradaptasi dengan lingkungannya, terutama sekali dengan melibatkan pandangan-pandangan pribadinya dalam menjelaskan fenomena yang ada di lingkungannya.

Actions (login required)

View Item