PERBEDAAN RESPON NYERI DAN LAMA TANGISAN PASCA PENYUNTIKAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DENGAN INTERVENSI FISIK 5S DI PUSKESMAS GONDANG TULUNGAGUNG

DORA CYNTHIA, NIM010912004 (2013) PERBEDAAN RESPON NYERI DAN LAMA TANGISAN PASCA PENYUNTIKAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DENGAN INTERVENSI FISIK 5S DI PUSKESMAS GONDANG TULUNGAGUNG. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRACT)
7. RINGKASAN.pdf

Download (287kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
FK BID 220-14 Cyn p.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Profil Data Kesehatan Indonesia 2011 menyebutkan bahwa persentase desa yang mencapai UCI belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Angka drop out rate cakupan imunisasi DPT-HB1 sampai dengan campak pada tahun 2011 juga masih ditemukan yaitu di Indonesia sebesar 4,4%, di Jawa Timur sebesar 5,32%, dan di Kabupaten Tulungagung sebesar 3,56 %. Di wilayah kerja Puskesmas Gondang masih ada 7 desa dengan cakupan hasil imunisasi bayi belum sesuai target. Salah satu alasan anak tidak atau tidak lengkap mendapatkan imunisasi sebesar 13% adalah karena ketakutan akan efek samping. Efek samping imunisasi yang sering terjadi adalah nyeri. Nyeri yang tidak ditangani dengan baik akan berefek buruk pada perkembangan bayi. Penatalaksanaan nyeri dapat secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi nyeri farmakologi seperti penggunaan acetaminofen saat vaksinasi secara signifikan dapat mengurangi tingkat antibodi terhadap beberapa antigen vaksin. Oleh karena itu, terapi nyeri non farmakologi menjadi pilihan yang lebih baik bagi bayi saat menjalani prosedur yang menyebabkan nyeri seperti imunisasi. Terapi non farmakologi yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan lama tangisan pasca imunisasi BCG dalam penelitian ini yaitu intervensi fisik 5S yang terdiri dari pembedongan, memposisikan sisi tubuh/perut, memberi suara desisan, mengayun, dan menghisap. Imunisasi BCG dipilih karena merupakan imunisasi yang menimbulkan nyeri karena penyuntikannya dilakukan secara intrakutan dan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada penyuntikan imunisasi yang lain. Latar belakang tersebut mendasari dilakukannya penelitian yang bertujuan mengetahui perbedaan respon nyeri dan lama tangisan pasca penyuntikan imunisasi BCG pada bayi dengan intervensi fisik 5S. Penelitian dilakukan di Puskesmas Gondang Kabupaten Tulungagung mulai tanggal 15 Mei - 5 Juni 2013. Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan posttest only control group. 32 responden dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi fisik 5S dan kelompok kontrol. Pembagian tersebut menggunakan random allocation teknik undian. Keluarga bayi berperan sebagai pelaku intervensi fisik 5S. Keluarga bayi kelompok intervensi diberi penjelasan dan pelatihan singkat terlebih dahulu sebelum dilakukan imunisasi. Sejak sebelum penyuntikan sampai bayi berhenti menangis dilakukan perekaman video. Hasil rekaman video diinterpretasikan oleh pengamat yaitu bidan senior di Puskesmas Gondang yang tidak terlibat dalam pengumpulan data penelitian dan peneliti. Penilaian respon nyeri menggunakan skala nyeri Riley Infant Pain Scale yang dimodifikasi dan lama tangisan dihitung menggunakan stopwatch berdasarkan pengamatan rekaman video. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji homogenitas pada kelompok intervensi dan kontrol dapat disimpulkan bahwa karakteristik kedua kelompok tersebut homogen dengan semua nilai p>0,05. Hasil analisis data intervensi fisik 5S terhadap skor nyeri menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 terdapat pada detik ke-15 (p=0,027), detik ke-30 (p=0,004), dan detik ke-45 (p=0,0135) pasca penyuntikan imunisasi BCG. Nilai tersebut berarti bahwa intervensi fisik 5S dapat mengurangi respon nyeri bayi pasca penyuntikan imunisasi BCG secara bermakna pada detik ke-15, detik ke-30, dan detik ke-45. Hasil analisis data intervensi fisik 5S terhadap lama tangisan bayi pasca penyuntikan imunisasi BCG menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan nilai P value adalah 0,011 <α = 0,05 maka H0 ditolak yang berarti intervensi fisik 5S dapat mengurangi lama tangisan bayi pasca penyuntikan imunisasi BCG. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yaitu intervensi fisik 5S secara signifikan dapat mengurangi respon nyeri bayi pada detik ke-15, detik ke- 30 dan detik ke-45 pasca penyuntikan imunisasi BCG. Intervensi fisik 5S secara signifikan juga dapat mengurangi lama tangisan bayi pasca penyuntikan imunisasi BCG. Orang tua dan keluarga bayi dapat menggunakan intervensi fisik 5S ini sebagai salah satu cara untuk mengurangi nyeri dan menenangkan bayi saat terusmenerus menangis di rumah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKA KK FK. BID 220 / 14 Cyn p
Uncontrolled Keywords: IMUNISASI
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA638 Immunity and immunization in relation to public health
Divisions: 01. Fakultas Kedokteran > Pendidikan Bidan
Creators:
CreatorsNIM
DORA CYNTHIA, NIM010912004NIM010912004
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorDominicus Husada,, dr., DTM&H, MCTM(TP), Sp.A (K),UNSPECIFIED
Depositing User: mrs siti muzaroh
Date Deposited: 17 Apr 2014 12:00
Last Modified: 05 Jul 2017 21:31
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/18765
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item