Ni Made Erny Widya Yanti, NIM011112078 (2013) ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN IBU HAMIL MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING TAHUN 2013 (DI POLIKLINIK KANDUNGAN BRSU TABANAN, BALI). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) 5. RINGKASAN.pdf Download (218kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FK BID 197-14 Yan a.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Tes HIV telah dilaksanakan di seluruh dunia sebagai salah satu upaya penanggulangan HIV/AIDS. Salah satu program WHO dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS adalah Voluntary Counseling and Testing (VCT) (Depkes RI, 2008). VCT merupakan sarana mengetahui status infeksi HIV, sehingga lebih dini mendapatkan pelayanan terkait perawatan dukungan, pengobatan, serta mencegah penularan kepada orang lain. Pemerintah telah menyediakan klinik VCT sebagai tempat konseling sukarela dan memeriksakan status HIV sejak tahun 1993, tetapi pemanfaatannya masih sangat rendah (Khairurrahmi, 2009). Salah satu jalur penularan HIV/AIDS adalah Transmisi maternal-fetal. Infeksi HIV bisa ditransmisikan dari ibu yang terinfeksi ke fetus ketika dalam kandungan, proses persalinan, dan menyusui (Kemenkes RI, 2009) Tes dan konseling HIV yang diprakarsai oleh petugas dan konseling bagi semua perempuan hamil diperlukan untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi (UNICEF, 2012). Kemenkes RI (2011) menyebutkan bahwa dengan menawarkan tes HIV pada semua ibu hamil, akan banyak kasus HIV yang ditemukan sehingga pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dapat berjalan optimal. Bidan di BRSU Tabanan sudah menawarkan tes dan konseling HIV kepada setiap ibu hamil, namun hanya 13,8% dari kunjungan ibu hamil pada bulan Maret 2013 yang bersedia VCT. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi kesediaan ibu hamil melakukan VCT di Poliklinik Kandungan BRSU Tabanan Tahun 2013. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Populasinya adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di Poliklinik Kandungan BRSU Tabanan pada tanggal 8 Mei – 7 Juni 2013 sejumlah 158 ibu hamil. Pengambilan sampel dengan accidental sampling dan besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah 113 ibu hamil. Variabel bebas adalah pengetahuan, subject assessment, stigma terhadap ODHA dan tingkat pendidikan pengambil keputusan dalam keluarga dan variabel terikat adalah kesediaan ibu hamil melakukan VCT. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square, koefisien kontingensi dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berusia 20-35 tahun, berpendidikan menengah, dan tidak bekerja, hampir setengahnya merupakan primipara. Faktor yang terbukti berpengaruh adalah pengetahuan (p = 0,000), stigma terhadap ODHA (p = 0,002), dan tingkat pendidikan pengambil keputusan dalam keluarga (p = 0,004). Faktor yang tidak berpengaruh adalah subject assessment (p = 0,303). Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor internal yang ada pada ibu hamil. Stigma terhadap ODHA dan subject assessment dipengaruhi oleh pengetahuan tentang HIV/AIDS. Tingkat pendidikan pengambil keputusan dalam keluarga mempengaruhi kesediaan VCT, karena suami atau orang tua sebagai pengambil keputusan dalam keluarga masih merupakan budaya yang ada di Bali. Kesimpulan bahwa ibu hamil bersedia melakukan VCT apabila pengetahuan semakin tinggi tentang HIV/AIDS dan memiliki stigma rendah terhadap ODHA, serta tidak ada pengaruh subject assessment dengan kesediaan ibu hamil melakukan VCT. Pemerintah diharapkan meningkatkan promosi kesehatan khususnya tentang HIV/AIDS baik melalui media masa ataupun penyuluhan langsung ke masyarakat, sehingga pengetahuan tentang HIV/AIDS meningkat dan dapat mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Actions (login required)

View Item