SURYANIE SARUDJI, M.Kes., Drh. and WIWIEK TYASNINGSIH, M.Kes., Drh. and SRI CHUSNIATI, M.Kes., Drh. (2002) PRODUKSI ANTIBODI VIELLOGENIN DARI SERUM DAN KUNING TELUR AYAM UNTUK DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN INDIKATOR HASIL KLONING GEN KUNING TELUR NON KHOLESTEROL. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-res-2007-sarudjisur-4734-lp5807-p.pdf Download (326kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-res-2007-sarudjisur-4734-lp5807-p.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Telur, dari apapun asalnya merupakan bahan makanan yang bergizi karena mengandung protein hewani yang sangat tinggi dan lengkap susunan asam aminonya. Oleh karena itu bahan ini sangat balk untuk pertumbuhan anak-anak dan kesehatan manusia umumnya. Telur juga memberikan rasa gurih dan enak dimakan. Karena itu dari hari ke hari kebutuhan akan telur terns meningkat sejalan dengan meningkatnya kemampuan dan kesadaran akan perlunya makanan yang bergizi untuk meningkatkan kwalitas hidup baik dalam hubungan dengan kesehatan maupun dengan kecerdasan. Untuk meningkatkan produksi telur sesuai dengan permintaan yang selalu meningkat tersebut, dengan tetap berpijak pada pola produksi petemakan ayam petelur yang selama ini dikerjakan, mungkin kelak tidak dapat lagi diandalkan. Berbagai kendala selama periode preproduksi (4 – 5 bulan) dan selama produksi menjadi hambatan pemenuhan perrnintaan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu manusia memecahkan masalah kehidupan. Ditemukannya DNA sebagai penyimpan informasi genetik oleh Osward Avery (1943), memunculkan pengembangan teknologi bare dalam bidang Biologi. Teknologi bare itu dikenal dengan nama Bioteknologi dan rekayasa genetik sebagai salah satu tulang punggungnya. Dengan dikembangkannya rekayasa genetik berbagai masalah terselesaikan. Telur, disamping kandungan proteinnya tinggi, telur juga mengandung berbagai fraksi lemak khususnya kholesterol. Selain berguna sebagai bahan sintesa empedu dan hormon-hormon steroid, kholesterol juga merupakan ancaman yang menakutkan bagi kebanyakan orang, kerena menimbulkan arterioskierosis khususnya terhadap pembuluh darah jantung, sehingga menimbulkan penyakit jantung koroner. Oleh karena itulah orang berlomba — lomba menghindari makanan yang banyak mengandung lemak umumnya dan kholesterol khususnya Atas dasar pemikiran tersebut di atas, bagaimana telur - khususnya kuning telur dengan proteinnya yang tinggi itu dapat diproduksi secara besar-besaran dengan tingkat effesiensi tinggi dan terbebas deli cemaran kholesterol, maka penulis ingin melakukan penelitian dalam bidang rekayasa genetik, dengan mengkloningkan gen vitelogenin ke dalam kuman Escherichia coll. Untuk itu telah dilakukan penelitian pendahuluan yaitu pertama mengisolasi dan melihat ekspresi mRNA dari hepar ayam yang sedang bertelur karena mendapat perlakuan estrogen. Massenger RNA ini kelak akan diisolasi untuk di reverse transkripsi menjadi cDNA, dan cDNA akan diklonkan pada kuman Escherichia coll. Penelitian yang kedua melihat ekspresi gen vitellogenin (fenotif) melalui pengamatan jumlah dan berat telur utuh perminggu yang juga diikuti dengan pengamatan terhadap jumlah dan berat putih serta kuning telurnya Pada penelitian sekarang telah dilakukan pengamatan melalui pemeriksaan spektofotometri dan elektroforesis terhadap protein serum ayam yang diberi hormon estrogen, kemudian protein ini dibandingkan dengan protein serum ayam kontrol dan kuning telur. Perbedaan diantara ketiganya dianalisis untuk menentukan adanya protein vitellogenin.. Selanjutnya protein ini dijadikan antigen untuk memproduksi antibodi vitellogenin. Antibodi ini kelak akan digunakan sebagai bahan indikator untuk mendeteksi basil kloning gen vitellogenin dari cDNA di atas. Menurut Lodish et al (1986) terdapat berlusin-lusin senyawa yang dihasilkan tubuh diketahui mengendalikan ekspresi gen. Kebanyakan dari senyawa itu adalah hormon, salah satunya adalah estrogen. Estrogen nienyebabkan sel hepar (organ yang menghasilan kuning telur) meningkat dalam jumlah dan ukurannya, dan mensekresikan protein. Yolk protein berasal dari protein vitellogenin yang secara normal dibentuk dihepar hewan betina dan ditransport ke oviduct melalui serum kemudian dari oviduct masuk dalam telur. Kecepatan transkripsi dari semua gen-gen ini meningkat secara dramatis pada sel ayam muda yang mendapat perlakuan estrogen dibandingkan dengan hewan-hewan yang tidak mendapat perlakuan. Akumulasi mRNA vitellogenin telah diketahui dan waktu paruh kira-kira 24 jam. Setelah perlakuan estrogen dihentikan konsentrasi mRNA vitellogenin turun secara drastis, dan waktu paruhnya kurang dari 3 jam. Jadi dengan pemberian hormon estrogen diharapkan akan didapatkan protein vitellogenin pada serum dan kuning telurnya dan dari sinilah protein vitellogenin disolasi. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Protein vitellogenin yang disuntikkan pada kelinci dapat memberikan respon pembentukan antibodi. Berdasarkan pemeriksaan ELLSA iter antibodi dari protein vitellogenin tersebut adalah 1.385
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK LP.58/07 Sar p | ||||||||
Uncontrolled Keywords: | VITELLOSE; CLONING; EGGS | ||||||||
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture > SF481-507 Poultry. Eggs S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF915-919.5 Veterinary pharmacology |
||||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan Unair Research > Exacta |
||||||||
Creators: |
|
||||||||
Depositing User: | Nn Luluk Lusiana | ||||||||
Date Deposited: | 31 May 2007 12:00 | ||||||||
Last Modified: | 27 Jul 2016 01:17 | ||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/198 | ||||||||
Sosial Share: | |||||||||
Actions (login required)
View Item |