ZULAIKHA DWI LESTARI, 020710122 (2010) PREVALENSI PERSISTENSI GIGI SULUNG DAN MALOKLUSI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI BANGKALAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) 4.pdf Download (107kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-lestarizul-12370-kg9711-p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang: Over-dipertahankan gigi primer adalah suatu kondisi di fase pertumbuhan gigi campuran, ketika gigi primer belum menumpahkan belum sedangkan gigi succedaneous itu meletus. Kondisi ini dapat menyebabkan maloklusi. Hal ini biasanya ditemukan pada anak-anak pada usia 6-12 tahun. Kurangnya pengetahuan tentang proses transisi dari gigi manusia dapat memperpanjang retensi gigi primer. Tujuan: untuk mengetahui prevalensi lebih-dipertahankan gigi primer dan maloklusi pada anak-anak berusia 6-12 tahun di beberapa sekolah dasar di Bangkalan. Bahan dan Cara: Data diperoleh dengan pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk 724 siswa di usia 6-12 tahun di Dlemer I, Dlemer II, Ketetang saya, dan Sekolah Dasar Ketetang II. Hasil: 151 siswa atau sekitar 20,85% dari populasi telah over-dipertahankan gigi primer dengan prevalensi tertinggi terjadi pada anak-anak di usia 10 tahun. 66,23% lebih-dipertahankan gigi primer terjadi pada mandibula dengan prevalensi tertinggi adalah kedua lebih rendah gigi seri utama. Tentang 67,55% lebih-dipertahankan gigi primer menyebabkan maloklusi. Maloklusi yang sebagian besar terjadi adalah gigi seri permanen rendah meletus di belakang gigi seri primer (41,06%). Kesimpulan: Over-dipertahankan gigi primer sebagian besar terjadi pada anak-anak di usia 10 tahun pada mandibula, dengan gigi sebagian besar dipertahankan adalah kedua lebih rendah gigi seri utama. Maloklusi yang sebagian besar dipimpin dari kondisi ini adalah gigi seri permanen rendah meletus di belakang gigi seri utama.

Actions (login required)

View Item