RISKHA AULIA (2015) Studi Penggunaan Albumin Pada Pasien Cedera Otak Berat (Penelitian Di Roi-Igd Dan Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (161kB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (209kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI .pdf Download (194kB) |
|
Text
4. BAB 1.pdf Download (355kB) |
|
Text
5. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (854kB) | Request a copy |
|
Text
6. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (333kB) | Request a copy |
|
Text
7. BAB 4.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (247kB) | Request a copy |
|
Text
8. BAB 5.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (579kB) | Request a copy |
|
Text
9. BAB 6.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (356kB) | Request a copy |
|
Text
10. BAB 7.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (193kB) | Request a copy |
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (289kB) |
|
Text
12. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (399kB) | Request a copy |
Abstract
Cedera otak merupakan penyebab hampir setengah dari seluruh kematian akibat trauma di Indonesia. Cedera otak berat (COB) memiliki nilai GCS <9 (Satyanegara, 2014). Pada pasien COB, terjadi kanaikan katabolisme protein. Albumin yang merupakan 60% dari penyusun protein adalah reaktan negatif fase akut yang dilaporkan sebagai respon metabolik cedera atau infeksi. McClain mengatakan bahwa keadaan hipoalbuminemia dikaitkan dengan capaian terapi yang tidak diinginkan (Dhandapani et al, 2010). Penelitian ini dilakukan secara prospektif di ROI-IGD dan IRNA Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo yang bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan albumin pada pasien cedera otak berat. Dalam penelitian ini didapatkan 10 pasien yang terdiri dari 70% laki-laki dan 30% wanita dengan sebaran usia terbanyak (70%) yaitu pada kategori dewasa (20-59 tahun). Penyebab cedera otak berat ini adalah kecelakaan lalu lintas sebesar 100%. Pemberian albumin hanya berdasarkan hasil laboratorium kadar serum albumin. Jumlah pemberian albumin yaitu 8 pasien diberikan albumin sekali, dan 2 pasien diberikan tiga kali selama MRS. Rata-rata durasi pemberian albumin yaitu 3 jam 43 menit.Capaian terapi diperoleh jika terjadi peningkatan serum albumin dalam darah sesuai dengan perhitungan teoritis. Sebesar 90% pasien mengalami kenaikan kadar albumin dan 10% tidak mengalami kenaikan kadar albumin setelah tranfusi dengan kadar rata-rata setelah tranfusi yaitu 3.17 g/dL. Pasien yang tidak mengalami kenaikan dikarenakan faktor usia dan penyakit penyerta yang kompleks. Dari 8 pasien dengan pemberian albumin sekali terdapat 5 pasien (50%) mengalami kenaikan GCS, 2 pasien (20%) tetap, dan 1 pasien (10%) mengalami penurunan. Untuk pemberian albumin tiga kali, kenaikan nilai GCS terjadi pada 1 pasien (10%), sedangkan 1 pasien (10%) lainnya mengalami penurunan.Penilaian GOS pasien, yaitu 2 pasien (20%) mulai sembuh, 2 pasien (20%) membaik (disabilitas sedang), 3 pasien (30%) belum membaik (disabilitas berat), 1 pasien vegetative stage (10%), dan ), 2 pasien meninggal (20%).Sebesar 60% pasien mengalami edema serebri. Namun untuk manajemen kenaikan tekanan intrakranial dan edema serebri, tidak digunakan albumin, melainkan digunakan manitol dengan dosis 0.25- 1 g/kg. Pada pasien cedera otak berat, terapi yang diberikan tidak hanya albumin terdapat terapi lain yang biasa digunakan, salah satunya yaitu fenitoin yang memiliki indeks terapi sempit. Ikatan fenitoin dengan albumin mencapai 90%. Pasien hipoalbuminemia dengan penyakit kritis meningkatkan toksisitas dari fenitoin (Bauer, 2008). Sehingga keadaan hipoalbuminemia dengan pemberian fenitoin harus diwaspadai. Tindakan TDM (Therapeutic Drug Monitoring) perlu dilakukan untuk membantu mengurangi terjadinya toksisitas fenitoin. Pada penelitian ini terjadi DRP berupa terdapat indikasi namun tidak diberikan obat. Ditemukan 3 pasien dengan kadar albumin <2,5 g/Dl seharusnya mendapatkan terapi albumin untuk mencukupi kebutuhan albuminnya, namun tidak diberikan
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF FK.13/15 Aul s | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Albumin, Severe Traumatic Brain Injury, Severe Brain Injury, Drug Utilization Study. | ||||||||||||
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica | ||||||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | sugiati | ||||||||||||
Date Deposited: | 01 Apr 2016 12:29 | ||||||||||||
Last Modified: | 05 Jun 2020 03:22 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/19944 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |