AYU MAWARI (2015) Studi Penggunaan Ace Inhibitor Pada Pasien Lanjut Usia Dengan Infark Miokard Akut (Penelitian Dilaksanakan Di SMF Kardiologi Dan Kedokteran Vaskular RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (71kB) |
|
Text
2. ABSTRAK .pdf Download (75kB) |
|
Text
3. DAFTAR ISI .pdf Download (61kB) |
|
Text
4. BAB 1.pdf Download (171kB) |
|
Text
5. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (924kB) | Request a copy |
|
Text
6. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (238kB) | Request a copy |
|
Text
7. BAB 4.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (88kB) | Request a copy |
|
Text
8. BAB 5.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (237kB) | Request a copy |
|
Text
9. BAB 6.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (197kB) | Request a copy |
|
Text
10. BAB 7.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (83kB) | Request a copy |
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (123kB) |
|
Text
12. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only until 26 May 2023. Download (468kB) | Request a copy |
Abstract
Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak adekuatnya suplai darah akibat sumbatan akut arteri koroner. IMA biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner, prosesnya mula-mula berawal dari rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus dan trombosit. IMA merupakan manifestasi klinik dari PJK (Penyakit Jantung Koroner) akibat plak yang tidak stabil dan timbulnya PJK didasari oleh proses aterosklerosis yang bersifat progresif. Gejala yang paling umum adalah nyeri dada di tengah atau epigastrum seperti ditekan, yang dapat menjalar ke lengan, rahang, atau leher, dan kadang terasa seperti terbakar atau tertusuk. Nyeri berlangsung selama lebih dari 30 menit dan tidak mereda dengan nitrogliserin. Pasien sering sekali berkeringat dan tampak dingin, dan lembab. Mual dan muntah serta perasaan cemas yang kuat umum terjadi. Denyut dapat menjadi takikardia atau bradikardia. Terapi yang diberikan bertujuan untuk menurunkan resiko kematian, meminimalkan infark, menyelamatkan fungsi miokard, mencegah terjadinya komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi non farmakologis, meliputi penghentian kebiasaan merokok, mengatur pola makan dengan diet rendah lemak dan kolesterol, serta berolahraga. Sedangkan terapi farmakologis, yaitu O2, vasodilator nitrat, antiplatelet, trombolitik, anti koagulan, ACE Inhibitor, β-blocker, dan Calcium Channel Blocker.ACE Inhibitor sebagai standar terapi untuk IMA, PJK, dan diabetes karena adanya proteksi terhadap substansial endotel, jantung, dan ginjal. ACE Inhibitor mulai diberikan dalam 24-48 jam pasca-IMA pada pasien yang telah stabil, dengan atau tanpa gejala gagal jantung. ACE Inhibitor menurunkan afterload ventrikel kiri karena inhibisi sistem renin-angiotensin dan menurunkan dilasi ventrikel. Penggunaan ACE Inhibitor pada pasien lanjut usia menunjukkan lebih sedikit dilaporkan adanya kematian. Kondisi IMA yang memerlukan terapi jangka panjang dan banyaknya jumlah obat yang diterima oleh pasien lanjut usia terutama bila terjadi komplikasi, menyebabkan dibutuhkan regimentasi obat yang tepat sebagai penentu salah satu keberhasilan suatu terapi. Banyaknya jumlah obat yang diterima pasien dapat memberi peluang terjadinya masalah terkait obat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola penggunaan ACE Inhibitor pada terapi IMA pasien lanjut usia meliputi regimentasi dosis, waktu pemberian, dan frekuensi pemberian terkait adanya perubahan fisiologis pada pasien lanjut usia, mengidentifikasi masalah terkait obat (DRP) ACE Inhibitor. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis pasien selama periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014. Diperoleh data sesuai kriteria inklusi sebanyak 19 pasien. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa IMA lebih banyak terjadi pada laki-laki dan berusia 60-64 tahun. Lama rawat inap pasien yang paling banyak yaitu selama 6-10 hari dan sebanyak 3 pasien KRS dengan keadaan meninggal dunia. Faktor risiko yang paling dominan yaitu hipertensi diikuti dengan diabetes melitus, dislipidemia, dan kebiasaan merokok. ACE Inhibitor yang diberikan antara lain captopril (3 x 6,25 – 25 mg; 76%), lisinopril (2 x 2,5 mg; 10%), dan ramipril (1 x 2,5 mg, 1 x 5mg; 14%) sudah sesuai dengan pedoman tata laksana sindrom koroner akut PERKI/IHA yaitu captopril (2-3 x 6,25 – 50 mg), ramipril (2,5 – 10 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis), dan lisinopril (2,5 – 20 mg/hari dalam 1 dosis. Waktu pemberian ACE Inhibitor yaitu kurang dari 24 jam sebanyak 18 pasien. Regimentasi ACE Inhibitor diberikan dengan dosis awal rendah sebagai anti remodeling pada ventrikel kiri jantung dan ditingkatkan secara perlahan. Dalam penelitian, sebanyak 2 pasien menerima terapi tunggal ACE Inhibitor (11%), 5 pasien menerima 2 kombinasi (26%), 7 pasien menerima 3 kombinasi (37%), dan 5 pasien menerima 4 kombinasi (26%). Masalah terkait obat (DRP) yaitu adanya efek samping dan interaksi obat antara lain batuk (59%), peningkatan serum kreatinin (13%) hipotensi (19%), hiperkalemia (9%).
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FF FK.42/15 Maw s | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | ACE Inhibitors, acute myocardial infarction, elderly patients, drug utilization study. | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica | |||||||||
Divisions: | 05. Fakultas Farmasi > Farmasi Klinis | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | sugiati | |||||||||
Date Deposited: | 02 Apr 2016 13:29 | |||||||||
Last Modified: | 05 Jun 2020 03:23 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/19947 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |