AULIA FIRMAWATI, 060313156 (2007) PENGARUH PENAMBAHAN ISOLAT TYROSIN KINASE PADA SEMEN BEKU SAPI PERAH (Friesian Holstein) TERHADAP PERSENTASE FERTILISASI PADA PROSES FERTILISASI IN VITRO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRACT) gdlhub-gdl-s1-2008-firmawatia-8023-kh2008.pdf Download (247kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2008-firmawatia-8023-kh2008.pdf Restricted to Registered users only Download (933kB) | Request a copy

Abstract

Kebutuhan akan protein hewani khususnya kebutuhan akan susu yang semakin lama mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan kebutuhan protein hewani yang cukup signifikan tersebut tidak seiring dengan tingkat reproduksi ternak sapi perch. Dalam rangkah memecahkan masalah kekurangan pasokan protein hewani dalam negeri Salah satu inovasi untuk meningkatkan reproduksi ternak sapi perch (Friesian Holstein) adalah dengan penambahan isolat tyrosin kinase ke dalam semen beku sapi perah (Friesian Holstein) sebesar 200,3 µg/isolat TK untuk meningkatkan persentase fertilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa semen beku sapi perah (Friesian Holstein) yang telah ditambahkan dengan isolat tyrosin kinase dapat meningkatkan persentase fertilisasi pada proses fertilisasi in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fertilisasi in vitro Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari bulan April sampai bulan Mei tahun 2007. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak enam kali untuk setiap pengamatan. Kelompok kontrol (P l) tanpa penambahan isolat tyrosin kinase pads semen beku sapi perah (Friesian Holstein) dan kelompok perlakuan (P2) ditambah dengan 200,3 tg/isolat tyrosin kinase pads semen beku sapi perah (Friesian Holstein). Masing-masing perlakuan diamati setelah 24 jam masa inkubasi. Medium yang digunakan dalam fertilisasi in vitro adalah TCM-199 yang ditambahkan dengan FSH sebanyak 0,01 pg/ml, LH sebanyak 0,01 pg/ml, BSA sebanyak 3 % dan gentamycin sulfat sebanyak 50 pg/ml. Proses fertilisasi dilakukan didalam inkubator CO2 5% dengan suhu 38,5°C selama 22-24 jam (Duran and Danilda, 1999). Tyrosin kinase (TK) yang ditambahkan dalam semen beku mempunyai aktivitas yang penting untuk mengontrol fungsi spermatozoa (Aitiken et al., 1998). Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam dengan probability sebesar 5% dan perbedaan antar kelompok perlakauan diuji dengan menggunakan one sample T test (uji T). Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) antara kelompok kontrol tanpa penambahan isolat tyrosin kinase dengan kelompok perlakuan yang telah ditambahkan dengan 200,3 gg/isolat tyrosin kinase pads semen beku sapi perah (Friesian Holstein) terhadap persentase fertilisasi. Penambahan isolat tyrosin kinase sebesar 200,3 pig/ isolat TK pada semen beku sapi perah (Friesian Holstein) menyebabkan peningkatan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa penambahan isolat tyrosin kinase. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya penambahan isolat tyrosin kinase sebanyak 200,3 pg/isolat TK dapat meningkatkan persentase fertilisasi pada proses fertilisasi in vitro dan dapat disarankan apabila semen beku sapi perah (Friesian Holstein) ditambah dengan isolat tyrosin kinase dengan dosis sebanyak 200,3 pg/isolat TK dapat diaplikasikan pads pusat Inseminasi Buatan.

Actions (login required)

View Item