KUNTI TIRTASARI, 060413380 (2008) DETEKSI RESIDU ANTIBODI DAN REAKSI PERADANGAN PADA ITIK BETINA YANG DIINJEKSI ANTI-PROLAKTIN KAMBING. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2009-tirtasarik-10779-kh48_09-k.pdf Download (273kB) |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-tirtasarik-10355-kh48-9.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Anti-prolaktin kambing yang diinjeksikan pada itik yang memasuki fase molting akan bekerja mengikat prolaktin penyebab itik molting dan berhenti bertelur. Cara kerjanya adalah melalui ikatan antara antibodi dan antigen sehingga proses molting akan dihambat. Pada penelitian ini anti-prolaktin kambing berfungsi sebagai antibodi yang diinjeksikan secara eksogen dengan tujuan mengikat prolaktin yang bekerja sebagai antigen dalam tubuh itik tanpa menimbulkan kerugian yang berarti sehingga pada akhirnya itik dapat berproduksi telur kembali, selain itu dapat diketahui pula lama waktu prolaktin ada dalam darah terikat oleh anti-prolaktin kambing yang diinjeksikan (Safitri dkk, 2006). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efek pemberian anti-prolaktin kambing sebagai anti molting pada itik yang pada akhirnya diharapkan dapat mempercepat masa molting tanpa menimbulkan efek dan penurunan respon imun. Sampel penelitian berupa serum darah itik betina fase molting masing-masing sebanyak 3 cc diambil melalui vena axilaris dengan menggunakan 20 ekor itik betina sebagai sampel yang dibagi dalam empat perlakuan dan lima kali pengambilan darah. P0 : 5 ekor itik betina fase molting disuntik secara intra muscular pada m. pectoralis dengan PBS sebanyak 0,5 cc, P1 : 5 ekor itik betina fase molting diinjeksi secara intra muscular pada m. pectoralis dengan anti-prolaktin kambing sebanyak 50 µg/ml, P2 : 5 ekor itik betina fase molting diinjeksi secara intra muscular pada m. pectoralis dengan anti-prolaktin kambing sebanyak 100 µg/ml, P3 : 5 ekor itik betina fase molting diinjeksi secara intra muscular pada m. pectoralis dengan anti-prolaktin kambing sebanyak 200 µg/ml. Pengambilan darah berinterval 1 hari yaitu hari ke- (0,1,2,3,4), di mana pengambilan darah ke-0 dijadikan kontrol. Penelitian ini menggunakan disain Rancangan Acak Lengkap pola fakrorial. Hasil Penelitian dalam uji Univariate Analysis Of Varian (Univariate ANOVA) menunjukkan bahwa adanya interaksi antara faktor macam perlakuan (P0, P1, P2, P3) dan faktor waktu pengambilan darah hari ke- (0,1, 2, 3 dan 4) menunjukkan bahwa nilai OD anti-prolaktin kambing dipengaruhi interaksi perlakuan dan jarak waktu pengambilan darah. Hasil respon interaksi menunjukkan interaksi searah. Hasil respon interaksi tertinggi terjadi pada P3 dengan dosis 200 µg/ml dengan jarak waktu pengambilan darah hari pertama. Interaksi searah terjadi bila garis respon saling mendekat (Kusriningrum, 2008). Respon tertinggi pada P3 terjadi karena pemberian dosis yang tinggi sehingga pada pengambilan darah hari pertama mengandung nilai OD anti-prolaktin kambing yang tinggi, hal tersebut disebabkan karena ikatan antara prolaktin dengan anti-prolaktin terjadi setelah dua hari (Erma Safitri, 2005). Hasil uji Tukey pada masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa, rerata nilai OD anti-prolaktin kambing tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P3 yang tidak berbeda nyata dengan P2. Hasil terendah didapat pada perlakuan P0 yang berbeda nyata dengan seluruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji Tukey pada masing-masing waktu pengambilan darah (bleeding), untuk menunjukkan hasil tertinggi dan terendah diantara waktu pengambilan darah. Hasil uji Tukey pada masing-masing waktu pengambilan darah menunjukkan bahwa, nilai OD anti-prolaktin kambing tertinggi dihasilkan pada waktu pengambilan darah ke-1 yang berbeda nyata dengan pengambilan darah ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-0 (kontrol). Hasil terendah didapat pada waktu pengambilan darah ke-0 (kontrol) yang tidak berbeda nyata dengan pengambilan darah ke-4 dan ke-3. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan saran bahwa anti-prolaktin kambing dapat digunakan untuk mempercepat proses molting sehingga itik dapat cepat berproduksi kembali.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 48 / 09 Tir d | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | residu antibodi; itik betina; anti-prolaktin | |||||||||
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture > SF380-388 Goats S Agriculture > SF Animal culture > SF481-507 Poultry. Eggs S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology |
|||||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | |||||||||
Date Deposited: | 22 Oct 2009 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 26 Jul 2016 01:58 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/20324 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |