DHIAN AYU KOMALASARI, 060413249 (2008) PERBANDINGAN ANTARA PROPOFOL DENGAN KOMBINASI PROPOFOL – XYLAZINE DAN KETAMIN – XYLAZINE TERHADAP LAMA ANESTESI DAN PERUBAHAN FISIOLOGIS KUCING BETINA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2009-komalasari-10786-kh52_09-k.pdf Download (273kB) |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-komalasari-10359-kh52-9.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan obat anestesi yang terbaik antara Propofol dengan kombinasi Propofol – Xylazine dan Ketamin – Xylazine terhadap lama anestesi, frekuensi denyut jantung, frekuensi respirasi, suhu tubuh pada kucing betina. Tujuan tersebut diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan obat anestesi dalam proses pembedahan. Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 ekor kucing betina lokal. Umur kucing berkisar antara 12 – 18 bulan dengan berat badan antara 2 – 3 kg. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap untuk lama anestesi terdiri dari 3 perlakuan masing – masing dengan 6 ulangan dan rancangan faktorial untuk frekuensi denyut jantung, frekuensi respirasi, suhu tubuh yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 5 waktu pengamatan. Penghitungan frekuensi denyut jantung, frekuensi respirasi dan perubahan suhu tubuh kucing dilakukan dalam 5 waktu pengamatan yaitu pengamatan menit ke-0 (sebelum pemberiaan obat anestesi), menit ke-5, menit ke-10, menit ke-15, menit ke-20. Perlakuan 1 (P1) adalah kucing yang diberi obat anestesi Propofol. Kucing diinjeksi dengan menggunakan Atropin Sulfat dosis 0,04 mg/kg Berat Badan (BB) secara intramuskuler, kemudian diberikan obat Propofol 4 mg/kg BB secara intravena yang diberikan 10 menit setelah Atropin Sulfat. Perlakuan 2 (P2) adalah kucing yang diberi obat anestesi Propofol – Xylazine. kucing diinjeksi dengan menggunakan Atropin Sulfat dosis 0,04 mg/kg BB secara intramuskuler, kemudian obat Xylazine 0,8 mg/kg BB secara intramuskuler. Propofol dosis 4 mg/kg BB intravena. Rentang waktu pemberian obat 10 menit. Perlakuan 3 (P3) adalah kucing yang diberi obat anestesi Ketamin – Xylazine. Kucing diinjeksi menggunakan Atropin Sulfat dosis 0,04 mg/kg BB secara intramuskuler, kemudian obat Xylazine 0,8 mg/kg BB secara intramuskuler. Ketamin dengan dosis 20 mg/kg BB intramuskuler. Rentang waktu pemberian obat 10 menit. Hasil analisa Uji Anova terhadap lama anestesi dari masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata (p<0,01) diantara perlakuan. Lama anestesi yang mendapat nilai tertinggi adalah perlakuan menggunakan Ketamin – Xylazine bila dibanding dengan perlakuan yang menggunakan Propofol – Xylazine maupun perlakuan dengan Propofol. Hasil analisa dengan menggunakan uji Anova frekuensi denyut jantung terhadap waktu pengamatan pada masing – masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05), tetapi bila diamati pada tiap – tiap perlakuan untuk masing – masing waktu pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0,05). Frekuensi denyut jantung pada uji lanjutan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa meskipun pada perlakuan P1, P2 maupun P3 jika masing – masing diamati mulai menit ke 0 – 20 tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05), tetapi jika dibandingkan berdasarkan waktu pengamatan ternyata mulai menit ke 5 – 20 pada P1 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan dan berbeda nyata dengan P2 maupun P3 (p<0,05). Hasil analisa menggunakan uji Anova frekuensi respirasi terhadap waktu pengamatan pada masing – masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05). Frekuensi respirasi pada tiap – tiap perlakuan untuk masing – masing waktu pengamatan menunjukkan berbeda yang nyata (p<0,05). Frekuensi respirasi pada uji lanjutan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan 1 dan perlakuan 2 (p>0,05). Hasil terendah pada perlakuan 3 (Ketamin - Xylazine) yang berbeda nyata dengan perlakuan 1 dan perlakuan 2 (p<0,05). Hasil analisa menggunakan uji Anova suhu tubuh terhadap waktu pengamatan pada perlakuan antara Propofol, Propofol – Xylazine, Ketamin – Xylazine menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05), tetapi bila diamati pada tiap – tiap perlakuan untuk masing – masing waktu pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0,05). Suhu tubuh pada uji lanjutan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa pada P1, P2 maupun P3 jika masing – masing diamati mulai menit ke 0 – 20 tidak terdapat perbedaan yang nyata, tetapi jika dibandingkan berdasarkan waktu pengamatan ternyata mulai menit ke 5 – 20 pada P2 dan P3 mengalami penurunan suhu tubuh yang cukup signifikan dibanding dengan P1, namun penurunan suhu tubuh masih dalam kisaran normal. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk diperhatikan penggunaan kombinasi Ketamin – Xylazine pada pasien dengan kelainan jantung dan paru – paru mengingat efeknya yang kurang bagus pada jantung dan sistem pernafasan. Diadakan penelitian lanjutan tentang pengamatan pemulihan setelah anestesi dari penggunaan Propofol, Propofol – Xylazine dan Ketamin – Xylazine.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 KH 52 / 09 Kom p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | anestesi; fisiologis kucing betina | |||||||||
Subjects: | Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry Q Science > QL Zoology > QL700-739.8 Mammals S Agriculture > SF Animal culture > SF411-459 Pets > SF441-450 Cats S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology |
|||||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Anisa Septiyo Ningtias | |||||||||
Date Deposited: | 22 Oct 2009 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 26 Jul 2016 02:23 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/20328 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |