Skondi Agustin Lestari, 060132970 (2006) KEJADIAN FASCIOLOSIS PADA DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI DI KABUPATEN BANYUWANGI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2008-lestarisko-5719-kh5007-t.pdf Download (320kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2008-lestarisko-5719-kh5007.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian fasciolosis pada dataran rendah dan dataran tinggi serta untuk mengetahui perbedaan angka kejadian fasciolosis pada dataran rendah dan dataran tinggi di Kabupaten Banyuwangi dengan cara mengidentifikasi telur cacing Fasciola gigantica. Sampel berupa feses sapi yang diambil sebanyak 348 yang dipilih secara acak proporsional dengan kepadatan sapi di beberapa desa mewakili kecamatan yang terletak pada dataran rendah (Kecamatan: Tegaldlimo, Rogojampi, Kabat, dan Wongsorejo) dan dataran tinggi (Kecamatan: Glenmor, Songgon, Glagah dan Kalipuro) di Banyuwangi dan tiap ekor sapi diambil minimal 10 gram feses diuji dengan metode endapan. Prinsip pengujian earn endapan adalah dengan melihat perbedaan berat jenis pelarut dan telur cacing yang memungkinkan telur untuk diendapkan, disamping itu pewarnaan telur akan dapat membedakan antara telur cacing Fasciola gigantica dan Paramphistomum sp. Bahan sampel feses sapi sebanyak 3 gram, selanjutnya sampel tersebut diperiksa di laboratorium kesehatan hewan tipe C di Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Data yang diperoleh dari penelitian, dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh prevalensi fasciolosis pada dataran rendah sebesar 14,53% dan prevalensi fasciolosis pada dataran tinggi sebesar 1,7% yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) antara kejadian fasciolosis pada dataran rendah dan dataran tinggi di Kabupaten Banyuwangi.

Actions (login required)

View Item