Widya Wulandari (2004) Lama Hidup Spermatozoa Kambing Peranakan Ettawa Pada Beberapa Kadar Glukosa Dalam Pengencer Larutan Ringer - Kuning Telur Yang Disimpan Pada Suhu 50 C. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2006-wulandariw-1871-kkckk8-k.pdf Download (365kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-wulandariw-1871-kh83_06-l.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lama hidup spermatozoa kambing Peranakan Ettawa (PE) pada beberapa kadar glukosa dalam pengencer larutan Ringer-kuning telur yang disimpan pada suhu 5° C dan mengetahui penambahan kadar glukosa yang optimal dalam memperpanjang lama hidup spermatozoa kambing PE. Bahan penelitian berupa semen dari kambing PE jantan sehat berumur 1,5 sampai 2 tahun yang diambil dengan menggunakan vagina buatan. Semen yang telah diperiksa diencerkan dengan pengencer larutan Ringer dan kuning telur dengan penambahan glukosa dengan kadar 0%, 1%, 2%, dan 3%. Semen yang telah dicampur dengan pengencer disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 5° C. Semen yang telah diencerkan diperiksa 2 kali sehari yaitu pagi hari pada pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 19.00. Pengamatan difokuskan untuk penentuan pengencer yang terbaik dalam mendukung penyimpanan semen. Sebagai indikator yaitu akan dihentikan pemeriksaannya setelah dijumpai semua sel spermatozoanya mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semen yang diencerkan dengan pengencer larutan Ringer-kuning telur dengan kadar glukosa 2% mempunyai lama hidup yang lebih besar, yang berbeda nyata (p<0.05) dengan rata-rata 2,00 ± 0,47 hari, dibandingkan dengan semen yang diencerkan dengan kadar glukosa 0% (1,25 ± 0,23 hari), 1% (1,50 ± 0,33 hari), ataupun 3% (1,22 ± 0,22 hari). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa penambahan glukosa sebesar 2% dalam pengencer larutan Ringer-kuning telur merupakan kadar glukosa yang optimal untuk memperpanjang lama hidup spermatozoa kambing PE. Translation: Lama Hidup Spermatozoa Kambing Peranakan Ettawa Pada Beberapa Kadar Glukosa Dalam Pengencer Larutan Ringer-Kuning Telur yang Disimpan Pada Suhu 50 C, di bawah bimbingan Soepartono Partosoewignjo, M.S., Drh. selaku pembimbing pertama dan Dr. Hardijanto, M.S., Drh. selaku pembimbing kedua. Jenis kambing yang paling banyak dikembangkan oleh pemerintah adalah kambing jenis Peranakan Ettawa (PE), yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kambing jenis lain yaitu memiliki rata-rata berat badan yang lebih tinggi, dan produksi susu lebih banyak. Untuk mendapatkan kambing dengan produksi tinggi dan menguntungkan digunakan teknik Inseminasi Buatan (IB), yaitu dengan mengencerkan dan menyimpan semen dari kambing yang berkualitas tinggi untuk jangka waktu tertentu dan kemampuan hidupnya masih tetap tinggi. Semen kambing mengandung banyak fruktosa sebagai sumber energi utama untuk mendukung daya hidupnya. Penambahan glukosa, yang juga merupakan gula sederhana dan dapat dimetabolisme oleh spermatozoa kambing diharapkan dapat meningkatkan daya hidup spermatozoa selama disimpan pada suhu 50 C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan kadar glukosa yang paling optimal dalam pengencer larutan Ringer-kuning telur untuk memperpanjang lama hidup sel spermatozoa kambing PE. Penelitian ini menggunakan semen dari kambing PE jantan yang berumur 1,5 sampai 2 tahun. Semen diambil menggunakan vagina buatan. Semen diperiksa secara makroskopis dan mikroskopis, kemudian dipindahkan dari tabung penampung semen ke dalam 8 buah tabung reaksi sebanyak 0,1 ml menggunakan pipet steril. Ditambahkan pengencer dengan kadar glukosa 0%, 1%, 2%, 3% masing-masing ke dalam 2 buah tabung reaksi sampai volumenya mencapai 1 ml. Semen yang telah diencerkan diperiksa terlebih dahulu sebelum dilakukan penyimpanan. Setelah itu disiapkan gelas piala yang berisi air kran, dan tabung-tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala, ditutup dengan sumbat kapas steril dan permukaan pengencer yang mengandung semen dalam tabung reaksi posisinya lebih rendah dari permukaan air yang ada di dalam gelas piala. Kemudian gelas piala beserta isinya dimasukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu akhir penyimpanan 5°C. Pemeriksaan terhadap semen yang telah diencerkan dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari pada pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 19.00. Pemeriksaan dilakukan terhadap gerakan individu dari spermatozoa dan dilakukan sampai semua sel spermatozoa tidak bergerak lagi atau dengan angka kematian 95-100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semen dengan lama hidup tertinggi adalah semen yang diencerkan dengan pengencer dengan kadar glukosa 2%. Berdasarkan penelitian ini maka disarankan untuk menambahkan glukosa sebesar 2% dalam pengencer larutan Ringer-kuning telur untuk meningkatkan daya hidup spermatozoa kambing PE.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK KH 83/06 Wul l | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | GOATS – SPERMATOZOA | |||||||||
Subjects: | Q Science > QD Chemistry > QD241-441 Organic chemistry Q Science > QH Natural history > QH301 Biology S Agriculture > SF Animal culture > SF380-388 Goats |
|||||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Dhani Karolyn Putri | |||||||||
Date Deposited: | 04 Sep 2006 12:00 | |||||||||
Last Modified: | 30 Sep 2016 04:17 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/21397 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |