Pengaruh pemeliharaan pada iklim yang berbeda terhadap calving intrerval sapi perah friesian holstein

Pramono Hadi Santoso, 060513443 (2010) Pengaruh pemeliharaan pada iklim yang berbeda terhadap calving intrerval sapi perah friesian holstein. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-santosopra-14860-kh12910.pdf
Restricted to Registered users only until 2020.

Download (568kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Sapi perah FH peka terhadap perubahan iklim di lingkungan sekitar kandang, terutama suhu dan kelembaban udara. Pada daerah yang mempunyai suhu tinggi dan kelembaban udara yang tidak sesuai, sapi akan mengalami strespanas yang dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas sapi perah. Pengembangan usaha peternakan sapi perah dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas sapi perah, baik dari segi teknis maupun dari segiekonomis. Peningkatan produktivitas sapi perah tersebut harus terus diupayakan,diantaranya manajemen reproduksi dan manajemen pakan. Hal ini dikarenakanbesarnya produksi susu ditentukan oleh keberhasilan program-program reproduksidan manajemen pakan yang seimbang baik dari segi kuantitas maupun kualitas.Calving interval merupakan jarak antar melahirkan, yang merupakan suatukurun waktu yang sangat penting bagi peternak karena berkaitan dengankesinambungan produksi susu. Calving interval di Indonesia umumnya mencapai 365 hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemeliharaan pada iklim yang berbeda terhadap calving interval sapi perah FH di Kecamatan Grati dan Tutur. Dipilih 20 ekor sapi perah FH yang sudah pernah beranak di KUD-SPSetia Kawan Kecamatan Tutur dan 20 ekor di KUD-SP Suka Makmur Kecamatan Grati, kemudian dicatat calving interval sapi perah FH tersebut antara anak ke-1sampai ke-2 (P1-P2) dan antara anak ke-2 sampai ke-3 (P2-P3). Analisis data tersebut, apakah ada pengaruh pemeliharaan pada iklim yang berbeda terhadap calving interval sapi perah FH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CI-1 (P1-P2) di Kecamatan Grati tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan CI-1 di Kecamatan Tutur, hal ini kemungkinan dikarenakan sapi-sapi tersebut masih beradaptasi dengan lingkungan disekitar kandang, sehingga calving interval pertama sampai kedua rata-rata masih normal. Sedangkan untuk CI-2 (P2-P3) di Kecamatan Grati menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) dengan CI-2 di Kecamatan Tutur, menunjukkan bahwa CI-2 sapi perah FH di Kecamatan Grati lebih panjang daripada CI-2 sapi perah di Kecamatan Tutur. Hal ini dapat dikarenakan manajemen reproduksi yang sudah baik di Kecamatan Tutur dan kurang baik di Kecamatan Grati, selain itu dikarenakan adanya perbedaan iklim, dimana Grati beriklim panas dan Tutur beriklim sejuk. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa iklim panas dan sejuk berpengaruh terhadap calving interval sapi perah FH. Peternak hendaknya lebih memperhatikan tatalaksana pemeliharaan ternak terutama dalam manajemen reproduksi agar produktivitas ternak dapat lebih ditingkatkan. Selain itu peternak sebaiknya pergi ke tempat yang suhunya ideal, antara 21-22oC, seperti misalnya di daerah Mojokerto, serta diperhitungkan biaya pemeliharaannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK KH 129/10 San p
Uncontrolled Keywords: COW LIVESTOCK
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan
Creators:
CreatorsNIM
Pramono Hadi Santoso, 060513443UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorDady Soegianto Nazar, Dr drh MscUNSPECIFIED
Depositing User: Turwulandari
Date Deposited: 05 Apr 2011 12:00
Last Modified: 14 Jun 2017 04:55
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/21802
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item