DIAN RIRIS INDRIATI, 100710048 (2012) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, SIKAP IBU, DAN POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI LEBIH (Studi di SD Dapena Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2012-indriatidi-21961-7.abstr-k.pdf Download (58kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) FKM.272-12.pdf Restricted to Registered users only Download (600kB) | Request a copy

Abstract

prevalensi gizi lebih di Indonesia semakin meningkat dan terjadinya bukan hanya pada orang dewasa ataupun remaja, namun sudah merambat pada usia anak dan balita. Akibat yang ditimbulkan pada gizi lebih anak dan balita dapat berdampak buruk pada perkembangan sampai dewasa nanti. Sehingga warning bagi pemerintah dan masyarakat luas bahwa gizi lebih dan obesitas perlu ditangani. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap ibu dan pola makan anak dengan status gizi lebih Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan sampel penelitian adalah siswa dan siswi sekolah dasar yang berusia 7-9 tahun sebanyak 47 anak. Pengambilan sampel dengan cara random, analisis data dengan uji Chi Square test dan Spearman Correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara variabel tingkat pengetahuan gizi dengan pola makan (p = 0,154), sikap ibu dengan pola makan (p = 0,410), tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi lebih (p = 0,617), sikap ibu dengan status gizi lebih (p = 0,306), sebaliknya adanya hubungan yang bermakna antara variabel tingkat pengetahuan gizi dengan sikap ibu (p = 0,025), pola makan dengan status gizi lebih baik antara tingkat konsumsi energi (p = 0,008) maupun tingkat konsumsi protein (p = 0,001). Kesimpulannya adalah adanya hubungan bermakna antara variabel tingkat pengetahuan gizi dengan variabel sikap ibu, tingkat pengetahuan gizi dengan pola makan, sikap ibu dengan pola makan, tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi lebih, dan sikap ibu dengan status gizi lebih. Disarankan untuk ibu lebih mengontrol dan membatasi konsumsi makan dan jajan anak yang menderita status gizi lebih, dengan membawakan bekal untuk anak ke sekolah yang memiliki kandungan gizi baik serta cukup sesuai kalori yang dibutuhkan. Pihak sekolah agar berperan aktif untuk menggerakkan siswa-siswinya yang memiliki gizi lebih untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang meningkatkan aktifitas fisik seperti olahraga.

Actions (login required)

View Item