Nani Pudji Sundari, 100511632 (2009) PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA REMAJA TERHADAP RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2010-sundarinan-11551-fkm226-9.pdf Download (252kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2010-sundarinan-11551-fkm226-9.pdf Restricted to Registered users only until 2019. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Perilaku pengendara yang kurang disiplin menjadi penyebab utama dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2007, tercatat 101 pelajar terlibat kecelakaan. Jumlah tersebut meningkat setahun kemudian yang mencapai 262 pelajar, jadi naik sekitar 151 kasus atau sekitar 159 persen. Kecelakaan di wilayah Polwiltabes Surabaya pada satu semester tahun 2009 sudah mencapai 590 kasus kecelakaan lalu lintas. Pengendara sepeda motor merupakan penyumbang terbesar dari kejadian kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku berkendara sepeda motor pada pelajar yang berisiko menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Wawancara mendalam dilakukan pada 15 pelajar yang terdiri dari 5 pelajar yang belum pernah mengalami kecelakaan lau lintas, 6 pelajar yang pernah mengalami kecelakaan lalu lintas dan 4 pelajar yang sedang mengalami kecelakaan lau lintas. Penentuan pelajar dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling .Variabel-variabel yang diteliti adalah karakteristik pelajar, pengetahuan, sikap, personal reference, dan upaya pencegahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pertama kali pelajar bisa berkendara dengan sepeda motor yaitu pada kelompok umur 15 sampai dengan 16 tahun, ada yang bisa berkendara dengan sepeda motor sejak umur 12 tahun. Kebanyakan pelajar tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) saat berkendara. Pelanggaran yang pernah dilakukan oleh pelajar adalah memotong marka berupa garis putih utuh, tidak memakai helm dan menerobos lampu merah. Pengetahuan pelajar tentang aturan lalu lintas kurang, meskipun sering melihat jenis marka berupa garis putih utuh dan putus namun sebagian pelajar tidak paham arti dari jenis marka tersebut. Tidak adanya petugas kepolisian yang mengawasi menjadi penyebab umum pelajar berani menerobos lampu merah dan melanggar rambu larangan membelok. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa minimnya informasi yang mereka dapatkan mengenai tata cara berlalu lintas menyebabkan mereka berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas. Di harapakan kesadaran pelajar untuk berperilaku santun dalam berlalu-lintas sehingga dapat meminimalkan jumlah kasus terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Actions (login required)
View Item |