YUDHA SUCI RAHAYU, 1007101 7 0 (2011) FENOMENA PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA LAKI-LAKI HOMOSEKSUAL KOMERSIAL DI KOTA SURABAYA TAHUN 2011. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-rahayuyudh-20468-fkm951-k.pdf Download (277kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-rahayuyudh-17177-fkm951-f.pdf Restricted to Registered users only Download (881kB) | Request a copy

Abstract

Masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai nilai di masa modern ini. Kematangan seksual dan perubahan fisik disertai trauma emosional pada remaja menyebabkan remaja mudah terjerumus pada seks bebas. Dengan demikian, tidak sedikit remaja yang akhirnya terjun ke dunia prostitusi. Prostitusi remaja tidak hanya didominasi oleh remaja putri tapi ada juga remaja laki-laki yang siap melayani sesama jenis. Hubungan seksual pra nikah remaja juga turut mendukung berkembangnya HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena perilaku kesehatan reproduksi remaja laki-laki homoseksual komersial di Kota Surabaya. Desain penelitian ini adalah deskriptif ekploratorif. Penentuan informan dengan metode snowball sampling, diperoleh 7 informan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi dan narasi. Berdasarkan data yang terkumpul didapatkan bahwa masing-masing informan memiliki riwayat keluarga yang berbeda. Riwayat seksual masa kecil dan pengalaman seks pertama telah mempengaruhi orientasi seksual mereka baik disadari maupun tidak. Sebagian besar informan mempertimbangkan norma dalam masyarakat untuk menentukan waktu dan tempat dengan tujuan memberikan kepantasan kepada lingkungan masyarakat. Semua informan mengetahui risiko kesehatan dari pekerjaannya dan mempraktikkan perilaku seks aman dalam aktifitas seksualnya dengan klien melalui penggunaan kondom, pelicin, memeriksakan diri ke dokter dan melakukan VCT secara rutin. Sebagian besar informan merahasiakan profesi dan orientasi seksualnya dari keluarga dan masyarakat karena menganggap perilakunya merupakan aib bagi diri sendiri dan keluarga. Sebagian besar informan mengalami konflik dalam dirinya terkait pekerjaaan dan orientasi seksualnya yang dianggapnya tidak sesuai dengan norma agama namun belum bisa berhenti dari pekerjaannya. Dengan demikian, pentingnya dilakukan penjangkauan yang lebih mendalam terhadap LSL yang masih tertutup dengan cara kontak langsung, tatap muka di tempat transaksi seksual dilakukan dan di tempat yang biasanya digunakan oleh LSL untuk berkumpul. Pentingnya menekankan intervensi pada pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan aktivitas seksual dan menghindari perilaku seksual yang berisiko tinggi.

Actions (login required)

View Item