AGUS RIKZA AHMAD, 100710247 (2011) HUBUNGAN KARAKTERISTIK KARYAWAN DAN KUALITAS FISIK UDARA DENGAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROM (SBS) DI GEDUNG NUSANTARA I DPR-RI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-ahmadagusr-20654-fkm177-k.pdf Download (293kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-ahmadagusr-17321-fkm177-h.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Angka pencemaran udara yang tinggi di DKI Jakarta diduga dapat mengakibatkan gejala Sick Building Syndrome (SBS) bagi para pengguna gedung sekitarnya, yang merupakan kumpulan gejala non-spesifik yang dikeluhkan saat berada dalam suatu gedung yang terkait dengan kualitas udara dalam ruang. Banyak faktor yang berhubungan dengan Sick Building Syndrome, seperti karakteristik ruangan dan karakteristik karyawan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya hubungan antara karakteristik karyawan dengan kejadian Sick Building Syndrome pada karyawan yang bekerja di dalam gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebesar 74 orang yang diambil secara simple random sampling. Pada penelitian ini, karakteristik karyawan (umur, jenis kelamin, lama bekerja dan status gizi) merupakan variabel independen, dan kejadian SBS adalah variabel dependen. Kualitas fisik udara (meliputi suhu dan kelembapan) juga turut diteliti sebagai variabel independen lainnya. Data dikumpulkan dengan pengukuran dan kuesioner. Dan hubungan kedua variable tersebut, dianalisis menggunakan chi-square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor karakteristik responden yang memiliki hubungan yang signfikan dengan kejadian SBS adalah jenis kelamin (p = 0,022), lama bekerja (p = 0,016) dan status gizi (p = 0,001). Untuk kualitas fisik udara dengan dua parameter (suhu dan kelembaban), hanya kelembaban saja yang memiliki hubungan dengan SBS (p = 0,038). Sedangkan untuk kepadatan dalam ruang, tergolong tinggi namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian SBS. Salah satu cara untuk mengurangi risiko terjadinya sick building syndrome yang mungkin untuk dilakukan oleh pihak Sekretariat Jenderal DPR-RI adalah dengan melakukan pengaturan suhu dan kelembaban yang ideal (pengadaan demodifier), serta perlu dilakukan pembukaan jendela-jendela minimal satu minggu sekali atau pintu, agar terjadi pertukaran udara secara alami terutama pada saat pembersihan ruangan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM 177 /11 Ahm h | ||||||
Uncontrolled Keywords: | SICK BUILDING SYNDROM | ||||||
Subjects: | T Technology > TH Building construction > TH7005-7669 Heating and ventilation. Air conditioning | ||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Fariddio Caesar | ||||||
Date Deposited: | 07 Nov 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 28 Oct 2016 20:49 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/23011 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |