HERTHA ERIKA RIZANTI, 100810453 (2012) ANALISIS FAKTOR PENYEBAB LAMA WAKTU PELAYANAN RESEP DI UNIT FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PHC SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2012-rizantiher-21833-5.abstr-k.pdf Download (152kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2012-rizantiher-21833-1.FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Salah satu aspek dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien. Pasien akan menganggap pelayanan kesehatan jelek apabila menurut dirinya sakit tidak sembuh-sembuh, antri lama, dan petugas kesehatan tidak ramah meskipun professional. Faktor yang menyebabkan adanya waktu tunggu pasien salah satunya adalah waktu pelayanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab lama waktu pelayanan resep di unit farmasi rawat jalan RS. PHC Surabaya. Penelitian dilaksanakan dengan metode observasional dengan rancangan cross sectional dan analitik. Subjek ditarik dari populasi dengan cara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 414 lembar resep. Penelitian dilakukan selama 2 minggu pada shift 1, 2 dan 3. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah waktu pelayanan sedangkan variabel independent dalam penelitian ini adalah asal resep, jenis resep, jenis pasien, sifat resep, jumlah obat dalam resep dan shift petugas. Dari hasil uji hubungan didapatkan bahwa variabel asal resep, jenis resep, jenis pasien, sifat resep, jumlah obat dalam resep dan shift petugas memiliki hubungan dengan waktu pelayanan (p<0,05). Berdasarkan uji pengaruh menggunakan uji regresi logistik menunjukkan variabel asal resep, jenis resep, jumlah obat dalam resep dan shift petugas berpengaruh terhadap waktu pelayanan (p=0,001). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah faktor utama penyebab lama waktu pelayanan resep di unit farmasi rawat jalan adalah pada faktor jenis resep yang meliputi non racikan, racikan dan gabungan. RS. PHC Surabaya sebaiknya membuat standar jumlah obat yang dilayani, proses distribusi obat dilakukan pada shift II dan shift III, meningkatkan pelayanan terutama pada jenis resep non racikan dan meningkatkan kepatuhan petugas terhadap proses pelayanan resep.

Actions (login required)

View Item