Nori Azannia, 100311096
(2007)
PERBEDAAN STATUS IMT LANSIA YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF PADA KUNJUNGAN POSYANDU LANSIA (Studi kasus di Kelurahan Kalisari Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Manusia lanjut usia (lansia) dimasukkan kedalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaliknya sudah terjadi degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik., baik anatomis maupun fungsionalnya. Pelaksanaan menu seimbang ini juga perlu dilakukan agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi juga sehat. Selain itu status gizi juga dapat mempengaruhi kesehatan seseorang terutama lansia yang rnerupakan salah satu rentan gizi.
Tujuan penelitian ini ingin menganalisa perbedaan status IMT lansia yang aktif dan tidak aktif dalam kunjungan posyandu lansia. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan konsumsi pangan dan status indeks massa tubuh lansia.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik menurut waktunya termasuk penelitian crossectional. Besar sampel 58 orang lansia, yang terdiri dari 30 lansia aktif dan 28 lansia tidak aktif dalam kegiatan posyandu yang dipilih secara acak proposional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Untuk mengetahui perbedaan antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas digunakan uji mann-whitney untuk skala data ordinal dan uji chi-kuadrat untuk skala data nominal.
Hasil penelitian bahwa pada umumnya usia lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia ≥65 tahun 68.0% memiliki status IMT normal, sedangkan yang tidak aktif 41,7%. Sebagian lansia yang aktif dan tidak aktif tidak bekerja dan pendidikan terakhir lulusan akademi atau perguruan tinggi memiliki status IMT normal. Pengetahuan gizi lansia yang aktif 84,2% baik mempunyai status IMT normal, sedangkan yang tidak aktif 75,0% status IMT normal. Frekuensi makan lansia 3X sehari yang aktif 68,4% mempunyai status IMT normal, sedangkan lansia yang tidak aktif sebesar 40,0% mempunyai status IMT normal. Sebanyak 50,0% mempunyai pantangan makan dan tidak mempunyai pantangan makan, sedangkan yang tidak aktif dalam kunjungan posyandu sebesar 64,3% tidak mempunyai pantangan makan. Rata-rata tingkat konsumsi gizi energi, protein, lemak, karbohidrat lansia yang aktif dan tidak aktif tergolong buruk. Dengan menggunakan uji chi kuadrat yang mempunyai perbedaan adalah usia, pengetahuan gizi, tingkat konsumsi energi dan karbohidrat terhadap kunjungan posyandu lansia, sedangkan dengan uji mann-whitney yang mempunyai perbedaan adalah pengetahuan gizi lansia dengan status IMT lansia yang aktif dan tidak aktif dalam kunjungan posyandu lansia.
Adanya perbedaan antara usia, pengetahuan gizi, tingkat konsumsi energi dan karbohidrat dengan kunjungan posyandu lansia. Dan adanya perbedaan antara pengetahuan gizi lansia dengan status IMT lansia yang aktif dan tidak aktif dalam kunjungan posyandu lansia.
Actions (login required)
 |
View Item |
