DINA AMBARWATI, 100311114
(2007)
HUBUNGAN ANTARA SANITASI FISIK RUMAH SUSUN (KEPADATAN PENGHUNI, VENTILASI, SUHU, KELEMBABAN DAN PENERANGAN ALAMI) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA: Studi di Rumah Susun Penjaringan Sari Kelurahan Penjaringansari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakan untuk tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi rumah mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan juga angka kesakitan penyakit menular, salah satu diantaranya dapat mempengaruhi terjadinya ISPA. Sanitasi rumah tersebut antara lain kepadatan penghuni, ventilasi, suhu, kelembaban, dan pencahayaan. Rumah susun merupakan pemukiman padat penduduk. Penyakit ISPA menempati urutan pertama dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Pembantu Penjaringansari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sanitasi fisik rumah susun dengan kejadian penyakit ISPA di Rumah Susun Penjaringan Sari Kelurahan Penjaringansari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya Propinsi Jawa Timur.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Sedangkan desain penelitian adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh rumah yang berpenghuni di Rumah Susun Penjaringan Sari dengan besar sampel 84 rumah. Untuk mengetahui hubungan antara variabel sanitasi fisik rumah susun dengan kejadian penyakit ISPA menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian dengan a < 0,05 ada hubungan antara kepadatan penghuni dengan kejadian penyakit ISPA (p = 0,013), ada hubungan antara suhu dengan kejadian penyakit ISPA (p = 0,016), ada hubungan antara pencahayaan alami dengan kejadian penyakit ISPA (p = 0,027) dan yang tidak berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA adalah ventilasi (p = 1) sedangkan kelembaban tidak ada analisis statistik karena seluruh rumah telah memenuhi syarat kelembaban.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA adalah kepadatan penghuni, suhu dan pencahayaan. Untuk itu sebaiknya diadakan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang sanitasi fisik rumah, juga diharapkan setiap rumah membuka pintu dan jendela pada pagi hari untuk mencukupi kebutuhan suhu dan penerangan alami dalam rumah, serta untuk rumah yang membagi ruangan menjadi dua sebaiknya menggunakan sekat yang tidak permanen agar seluruh ruangan dapat dimanfaatkan sebagai kamar tidur.
Actions (login required)
|
View Item |