SUTATIK, 100311265
(2007)
GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN: Studi di Desa Keboireng Kecamatam Besuki Kabupaten Tulungagung dan di Desa Prigi Serta Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Malaria adalah penyakit yang re-emerging dan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Daerah endemis malaria di Propinsi Jawa Timur yang terletak berbatasan adalah Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek. Penelitian dilakukan di kedua daerah karena merupakan daerah berbatasan yang dilintasi jalur lintas selatan dengan kasus malaria tinggi. Penyebaran malaria tergantung pada interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan. Pada umumnya lingkungan adalah faktor dominan sebagai penentu prevalensi dan insidensi malaria pada daerah endemis malaria. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh faktor lingkungan terhadap kejadian malaria di daerah berbatasan.
Jenis penelitian ini merupakan observasional dengan rancangan studi kasus. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah penduduk dari tiga daerah yang berbatasan yaitu: Desa Keboireng, Prigi dan Tasikmadu yang menderita malaria. Total kasus ada 36 orang yang diperoleh dari data penderita malaria puskesmas setempat dan survei kasus. Hasil penelitian diolah secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian malaria di wilayah penelitian termasuk Low Case Incidence (LCI) untuk Kecamatan Besuki dan High Case Incidence (HCI) untuk Kecamatan Watulimo. Variebel suhu, kelembaban dan curah hujan mempengaruhi perkembangbiakan vektor. Arah dan kecepatan angin tidak menghambat penerbangan nyamuk. Keberadaan breeding places menunjang kehidupan Anopheles sp. Sinar matahari sepanjang tahun menyinari wilayah penelitian. Pemeliharaan ternak dengan peletakan kandang di luar rumah dapat mengubah perilaku nyamuk dari antrofilik menjadi zoofilik. Vegetasi di wilayah penelitian berpotensi untuk tempat istirahat Anopheles sp. Konstruksi rumah yang tidak tertutup rapat belum dapat menghalangi masuknya nyamuk. Kepadatan nyamuk berdasarkan nilai Man Bitting Rate (MBR), Anopheles sp termasuk endofagik dan eksofagik.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi kepadatan nyamuk yang menyebabkan kejadian malaria. Disarankan agar menghindari gigitan nyamuk, penebaran predator jentik Anopheles sp pada tempat perindukan, melaporkan ke petugas kesehatan bila ada kasus. Diperlukan kerja sama pihak terkait dalam pelaksanaan manajemen penyakit menular. Penelitian sejenis yang lengkap diperlukan untuk mengembangkan penelitian ini.
Actions (login required)
|
View Item |