ANI RAHMAWATI ABSI, 100431368
(2006)
PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DI PUSKESMAS BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO (PERBANDINGAN METODE KONSUMSI DAN METODE MORBIDITAS DENGAN PEMAKAIAN OBAT RIIL TAHUN 2005).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Pelayanan obat di Puskesmas adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan Puskesmas secara utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Obat dapat meningkatkan derajad kesehatan, menambah kepercayaan dan terlibat dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu obat yang ada harus dikelola secara efisien dan efektif agar memberi manfaat yang optimum bagi pasien dan pihak puskesmas.
Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan metode perencanaan kebutuhan obat yang paling sesuai di Puskesmas Buduran Kabupaten Sidoarjo. Secara khusus penelitian ini mempelajari perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas Buduran Kabupaten Sidoarjo, menghitung perencanaan kebutuhan obat dengan metode konsumsi, dan metode morbiditas di Puskesmas Buduran Kabupaten Sidoarjo, membandingkan dan menentukan metode perencanaan kebutuhan obat yang sesuai dengan pemakaian kebutuhan obat riil tahun 2005 di Puskesmas Buduran Kabupaten Sidoarjo.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat Analitic cross sectional, data diambil secara observasional, dengan melakukan pengamatan satu kali dalam saat tertentu. Penelitian ini menganalisis data sekunder yaitu metode perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas Buduran Sidoarjo.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan kebutuhan di Puskesmas Buduran Sidoarjo cukup baik karena sesuai dengan aturan GFK namun perlu melakukan perencanaan sendiri. Perhitungan perencanaan ada perbedaan yang sangat besar antara jumlah golongan obat dengan metode konsumsi dan morbiditas, sehingga dapat dilakukan persentase perbandingan. Hasil perhitungan persentase pilihan metode adalah metode konsumsi sebesar 54%, sedangkan metode morbiditas sebesar 38% dan yang 4% hasilnya sama sehingga kedua metode dapat digunakan.
Melalui hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode yang paling sesuai adalah metode konsumsi karena lebih mendekati dengan data rill pemakaian obat tahun 2005. Disarankan untuk meningkatkan pencatatan data seperti data kekosongan obat, melakukan perencanaan dan pengendalian obat yang tepat, serta sistem komputerisasi dalam mengelola obat sehingga perlu pelatihan untuk petugas pengelola obat.
Actions (login required)
|
View Item |