PENILAIAN BUDAYA KESELAMATAN DENGAN SAFETY CULTURE MATURITY MODEL (Studi Kasus di Central Processing Area JOB Pertamina–Petrochina East Java)

BETTY NORA IRIANI, 101011267 (2014) PENILAIAN BUDAYA KESELAMATAN DENGAN SAFETY CULTURE MATURITY MODEL (Studi Kasus di Central Processing Area JOB Pertamina–Petrochina East Java). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2014-irianibett-33515-7.abstr-k.pdf

Download (691kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
BETTY NORA IRIANI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Saat ini penelitian keselamatan fokus pada bagaimana faktor organisasi mempengaruhi kinerja keselamatan. Menilai budaya keselamatan dapat menentukan efektifitas dan meningkatkan penerimaan terhadap program karena budaya yang berlaku telah diidentifikasi. Safety Culture Maturity Model (SCMM) digunakan sebagai alat untuk menilai budaya keselamatan dengan melihat 10 elemen budaya keselamatan yang telah dirancang oleh Keil Centre. JOB Pertamina – Petrochina East Java (JOB P-PEJ) mengimplementasikan program STOP yaitu kegiatan yang melibatkan pekerja langsung untuk melakukan pengamatan meliputi tindakan dan kondisi tidak aman, dengan tujuan untuk menciptakan budaya proaktif, namun pada hasil evaluasi program jumlah pekerja yang memenuhi target hanya 19,23 %, dan wilayah temuan paling tinggi yaitu di Central Processing Area (CPA). Penelitian ini Bertujuan untuk menentukan tingkat kematangan budaya keselamatan di CPA JOB P – PEJ secara subyektif oleh pekerja dengan kuesioner Safety Culture Maturity Model (SCMM). Selain itu juga bertujuan untuk mengidentifikasi aspek budaya keselamatan yang perlu diperbaiki sebagai upaya peningkatan budaya keselamatan. Penelitian ini bersifat deskriptif observatif dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 87 pekerja dengan sampel 14 pekerja. Pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi yaitu pekerja fungsi jabatan supervisor atau foreman. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner SCMM. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan budaya keselamatan adalah pada tingkat calculative atau involving dengan nilai akhir sebesar 3,02. Terdapatnya perbedaan pandangan subyektif antara responden supervisor dan foreman mengindikasikan bahwa kematangan budaya keselamatan belum cukup karena belum merata. Terdapat 6 elemen yang berada dibawah nilai akhir dan perlu untuk ditingkatkan antara lain yaitu komitmen dan pandangan manajemen, komunikasi keselamatan, learning organization, keterlibatan pekerja, dan shared perception. Sehingga disarankan bagi perusahaan untuk menyusun kerangka kerja pengembangan budaya yang sesuai agar dapat meningkatkan kematangan budaya keselamatan menjadi tingkat proaktif atau cooperating. Sehingga ketika kematangan budaya telah mencapai tingkat proaktif atau cooperating, implementasi program STOP dapat lebih efektif.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKC KK. FKM. 120-14 Iri p
Uncontrolled Keywords: INDUSTRIAL SAFETY
Subjects: T Technology > T Technology (General) > T55-T55.3 Industrial safety. Industrial accident prevention
Divisions: 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Creators:
CreatorsNIM
BETTY NORA IRIANI, 101011267UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorEndang Dwiyanti, Dra., M.Kes.UNSPECIFIED
Depositing User: Tatik Poedjijarti
Date Deposited: 17 Oct 2014 12:00
Last Modified: 04 Jul 2017 16:29
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/23818
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item