I WAYAN SUGIHANA ARADEA, 100630350 (2008) BESAR RISIKO KEJADIAN KATARAK MENURUT UMUR DAN KEBIASAAN MEROKOK Di Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Indera Masyarakat Provinsi Bali Tahun 2008. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2008-aradeaiway-9755-fkm530-k.pdf Download (529kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-aradeaiway-9532-fkm53_08.pdf Restricted to Registered users only Download (950kB) | Request a copy |
Abstract
Prevalensi kebutaan di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 1,5 %. Kebutaan yang terjadi di Indonesia penyebab utama adalah katarak. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan pandangan kabur. Penyebab terjadinya katarak adalah faktor usia, kejadian katarak di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut. Kebiasaan merokok juga diduga mempengaruhi kejadian katarak. Persentase perokok aktif di Indonesia mencapai 72 %. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besar risiko kejadian katarak menurut umur dan kebiasaan merokok di Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Indera Masyarakat Provinsi Bali. Jenis penelitian yang digunakan adalah obsevasional analitik dengan disain kasus kontrol (case control). Sampel adalah pasien laki-laki benumur > 40 tahun non diabetes millitus pada Bulan Mei 2008. Besar sampel adalah 102 dengan perbandingan kasus dan kontrol (1:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur merupakan faktor risiko katarak (OR = 41,071 ; Cl 95% 5,262-320,597). Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko katarak (OR = 3,368; Cl 95% 1,494-7,596). Besar risiko katarak menurut lamanya merokok < 10 tahun (OR=1,88; Cl 95 % 0,342–10,355), ? 10 tahun (OR=3,65; Cl 95 % 1,570–8,470) dengan tidak merokok. Risiko terjadi katarak menurut jenis rokok putih (OR=2,8; Cl 95 % 0,429–18,567), rokok kretek berfilter (OR=3,01; CI 95 % 1,125–8,065) dan rokok kretek tanpa filter (OR=4,03; Cl 95 % 1,380–11,792). Besar risiko katarak menurut umur mulai merokok >15 tahun (OR= 3,33; Cl 95 % 1,355–8,185) dan umur ≤ 15 tahun (OR=3,45 Cl 95 % 1,087–10,960). Risiko katarak pada perokok ringan (OR=2,51; Cl 95 % 0,882–7,140), perokok sedang (OR=3,76; CI 95 % 1,277–11,100) dan perokok berat (OR=5,02; CI 95 % 1,176 – 21, 430). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah umur dan kebiasaan merokok merupakan faktor risiko meningkatkan kejadian katarak. Pemeriksaan kesehatan mata pada kelompok risiko tinggi perlu dilakukan secara rutin dan promosi kesehatan tentang katarak dilakukan secara berkesinambungan. Pembentukan lembaga penanganan masalah merokok pada masing-masing daerah dan peraturan daerah mengenai kawasan bebas rokok merupakan salah satu Cara mengurangi pengaruh rokok terhadap kesehatan masyarakat.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM 53/08 Ara b | ||||||
Uncontrolled Keywords: | CATARACT | ||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA440-440.87 Study and teaching. Research | ||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Fariddio Caesar | ||||||
Date Deposited: | 12 May 2009 12:00 | ||||||
Last Modified: | 28 Oct 2016 18:17 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/23997 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |