Misbah, 100431362
(2006)
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA :STUDI DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARABAI KECAMATAN BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang meningkat jumlah penderitanya setiap tahun, menyebabkan meningkatnya risiko stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi antara lain faktor keturunan, karakteristik orang (umur, jenis kelamin) dan kebiasaan hidup ( konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, kolesterol tinggi, kopi dan stress).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kebiasaan hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Propinsi Kalimantan Selatan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas yang tercatat sebagai anggota Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Barabai dengan besar sampel 58 orang. Untuk mengetahui hubungan antara variabel dengan kejadian hipertensi pada lansia digunakan uji statistik chi square dan fisher’s exact test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang menderita hipertensi berusia 60 - 69 tahun sebesar 81,03%, jenis kelamin perempuan sebesar 68,97%, pendidikan tidak sekolah / tidak tamat SD sebesar 72,41%, status kawin yang masih mempunyai pasangan hidup sebesar 72,41% dan status bekerja sebagai petani sebesar 79,31 %. Kebiasaan hidup yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia adalah konsumsi garam (p = 0,003) sedangkan kebiasaan hidup yang tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia adalah merokok ( p = 1,000), aktivitas olahraga (p = 0,479) dan pemanfaatan waktu luang (p = 0,154).
Disarankan melakukan skrining hipertensi agar penderita hipertensi dapat di deteksi secara dini sebelum terjadi faktor risiko yang lebih fatal seperti stroke, aneurisma, gagal jantung, dan kerusakan ginjal serta dapat menurunkan angka prevalensi di daerah tersebut.
Actions (login required)
|
View Item |