VINSENSIUS SULUNG, 100431530
(2006)
FAKTOR RESIKO TERKENA CAMPAK PADA ANAK PASCA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI PUSKESMAS KORI KECAMATAN KODI UTARA KABUPATEN SUMBA BARAT : STUDI DI PUSKESMAS KORI KECAMATAN KODI UTARA KABUPATEN SUMBA BARAT PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penyakit campak merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang berkembang. Di Indonesia sudah dikenal sejak lama yang merupakan penyakit akut yang sangat menular. Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kabupaten Sumba Barat dan khususnya di Puskesmas Kori Kecamatan Kodi Utara pernah terjadi kejadian luar biasa (KLB) campak bulan Agustus 1984 – Pebruari 1985 dimana 50% anak Balita terkena campak dengan CFR 5,3% dan KLB Tahun 2005 AR=2,4% dan CFR=0,6%. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari faktor risiko terkena campak pada anak pasca Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak.
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik dengan waktu penelitian termasuk penelitian: cross sectional. Populasi penelitian adalah semua anak yang tidak menderita campak pada saat KLB campak berumur 6 bulan -15 tahun yang berada di Kecamatan Kodi Utara. Variabel bebas adalah umur anak, status gizi anak, status imunisasi anak, riwayat kontak anak, pengetahuan responden, sikap responden dan status ekonomi keluarga sedangkan variabel terikat adalah kejadian campak. Uji statistik menggunakan uji Chi - Square.
Pada penelitian ini didapatkan 77,9% adalah anak dibawah 5 tahun dan hanya 1 anak umur 15 tahun, 55,5% anak tidak diimunisasi dan 47,4% pernah kontak dengan penderita campak. Dari analisa statistik didapatkan bahwa kejadian campak ada hubungannya dengan status gizi (p=0,034, OR=2,904), riwayat kontak anak (p=0,000, OR=6,000), status imunisasi anak (p=0,040, OR=2,714), tingkat pengetahuan responden (p=0,034. OR=2,750), sikap responden (p=0,029, OR=0,356) dan status ekonomi keluarga (0,029, OR=9,391), sedangkan kejadian campak tidak ada hubungan dengan umur anak (p=0,871, OR=0,812).
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor risiko terjadinya campak pasca KLB campak adalah status gizi anak, status imunisasi anak, riwayat kontak anak, tingkat pengetahuan responden, sikap responden dan ekonomi keluarga. Sehingga disarankan untuk meningkatkan pelayanan imunisasi dengan menjaga kualitas vaksin serta memberikan penyuntikan yang baik dan benar, meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan secara individu maupun secara masal dan memperbaiki ekonomi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral serta perbaikan gizi bagi anak yang mengalami gizi kurang.
Actions (login required)
|
View Item |