ERLY PURI SETIAWATI, 100210948
(2006)
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BATITA DENGAN RIWAYAT KURANG ENERGI PROTEIN :Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkah Kec. Tambaksari Surabaya.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Meningkatnya kasus kurang gizi dan busung lapar di Indonesia saat Juni 2005 merupakan tanggung jawab tersendiri tentang bagaimana keadaan kesehatan anak-anak tersebut nantinya. Penyakit kronis yang diderita seperti KEP (Kurang Energi Protein) pada masa pertumbuhan pesat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pola pertumbuhan dan perkembangan batita dengan riwayat KEP pasca KLB Gizi Buruk Juni 2005 di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkah.
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan melakukan penilaian langsung terhadap pertumbuhan anak serta melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan anak dengan riwayat KEP. Subjek penelitian ditarik dengan menggunakan total populasi.
Pengukuran status gizi menunjukkan 57,14 % anak underweigth dan 64,29% stunting, sedangkan anak wasting sebanyak 17,86 Berdasarkan pengukuran LILA 57,14 % masih berada pada status malnutrisi ringan dan malnutrisi Intervensi yang paling baik untuk memperbaiki kesehatan anak yaitu pemberian susu untuk 3 bulan dengan 16.67 % anak berstatus gizi baik. Pola pertumbuhan untuk batita laki-laki mendekati kurva median baku WHO-NCHS dan pola pertumbuhan batita perempuan berjalan lebih mendatar dan semakin menjauh dari kurva median baku WHO-NCHS. Gangguan perkembangan personal social lebih banyak terjadi pada anak underweight sebesar 6,25 %. Gangguan perkembangan motorik halus juga lebih banyak terjadi pada anak underweight sebanyak 31,25 % sedangkan perkembangan motorik kasar lebih banyak terjadi pada anak wasting sebesar 20 % dan pada perkembangan Bahasa 100 % anak pada tahap perkembangan yang normal.
Perbaikan gizi pada batita KEP 1 tahun pasca KLB Gizi Buruk Juni 2005 belum dapat mencapai hasil yang optimal dilihat dari pertumbuhan anak saat ini, namun perkembangan pada sebagian besar anak sudah dapat dicapai dengan baik. Masalah KEP ini merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan berbagai disiplin ilmu serta kerjasama berbagai pihak agar dapat dicapai hasil yang lebih optimal dan kesehatan anak Indonesia dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Actions (login required)
|
View Item |